Webinar The 2nd International Virtual Course (IVC) yang diadakan SBM ITB yang berlangsung mulai 12 hingga 31 Juli 2021 / (SBM-ITB)
Bandung, Beritainspiratif.com - Para pengusaha didorong menerapkan kewirausahaan sosial dengan tak hanya memperhatikan keuntungan, tetapi juga sumbangsih bagi lingkungan dan orang sekitar. Bisnis yang menerapkan kewirausahaan sosial bisa eksis lebih lama dan memberikan dampak lebih luas.
Hal itu diungkapkan Akbar A Utama Ka prodi SW, Sekolah Bisnis dan Management (SBM) dalam The 2nd International Virtual Course (IVC) yang diadakan SBM ITB, yang berlangsung pada 12 hingga 31 Juli 2021.
Acara tersebut bertujuan mendorong para pengusaha mengaplikasikan kewirausahaan sosial. Selain peserta dari Indonesia, para peserta dari luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Kuwait, Maroko, dan negara lain juga turut serta.
Dalam acara selama 3 minggu ini, para peserta akan bekerja dengan para pengusaha mikro dan kecil Indonesia yang telah melakukan berbagai kegiatan sosial.
Sementara itu, Prameshwara, dosen dan PIC IVC Kewirausahaan menambahkan, bisnis seharusnya memperhatikan 3 P, yakni profit (keuntungan), people (orang) dan planet (bumi). Jadi, seorang pengusaha jangan hanya fokus pada faktor ekonomi, tetapi juga memberi dampak sosial bagi masyarakat dan lingkungan.
Baca Juga: Universitas Pertamina Ciptakan Aplikasi Penanganan Limbah Infeksius Covid-19
Kegiatan sosial yang dilakukan pengusaha bisa berbagai macam bentuk. Tidak perlu mengeluarkan biaya besar. Namun, perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar tempat usaha dan kapasitas pebisnis untuk melakukan kegiatan sosial.
Prameshwara mencontohkan, seorang pengusaha skala mikro di Pekalongan mengajarkan anak-anak di sekitar tempat usahanya belajar, seperti bahasa Inggris dan teater. Tujuannya, agar anak-anak tidak terus-terusan bermain gawai. Pengusaha lainnya, mengajarkan cara berkendara dengan aman kepada pengendara motor.
"Kita (pengusaha) punya potensi apa, itu yang kita kerjakan. Tidak usaha mengharapkan adanya donasi. Kegiatan sosial tidak harus besar, simpel tetapi mempunyai dampak luas," kata Prameshwara.
Kegiatan lainnya bisa berbentuk pemberdayaan orang dengan disabilitas. Para disabilitas diberi pembelakalan agar mempunyai kemampuan sehingga bisa percaya diri dan mandiri.
Untuk bisa melaksanakan kegiatan sosial, pengusaha diharapkan bisa membiayai sendiri. Dana yang disediakan tergantung kemampuan pengusaha. Dikatakan Prameshwara, rata-rata besaran dana yang dikeluarkan pengusaha untuk kegiatan sosial sebesar 20% dari keuntungan yang dialokasikan unuk kegiatan pemberdayaan
Banyak manfaat yang bisa diperoleh pengusaha dari kewirausahaan sosial.
"Ketika bisnis memperhatikan 3 P, bisnis akan bertahan lama karena akan dapat banyak dukungan juga kesempatan kolaborasi," ucap Prameshwara.
Meski demikian, di Indonesia, implementasi kewirausahaan sosial masih memiliki tantangan pola pikir masyarakat yang masih belum menyatukan upaya mencari keuntungan bisnis dengan memikirkan dampak apa yang bisa diberikan.
Yanis
Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar