Malang, Beritainspiratif.com - Tingginya angka terkonfirmasi akibat Covid-19 menjadi tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah, utamanya tenaga kesehatan, dalam penanganan permasalahan kasus kesehatan di Indonesia. 

Dalam menghadapi pandemi Covid-19, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat dibutuhkan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit. Untuk itu penggunaan APD harus dapat memberikan kualitas dan kenyamanan yang baik. 

Diungkap dilaman UB, dikatakan bahwa salah satu permasalahannya dalam penggunaan APD adalah faktor kenyamanannya yang masih kurang optimal. Berdasarkan penelitian Davey et al., (2020), didapatkan responden sebanyak 72,3% melapor kepanasan, 89,7% tidak nyaman, dan 98,7% mengalami peningkatan keringat selama menggunakan APD. 

APD yang kurang ergonomis khususnya pada hazmat, cenderung membuat badan berkeringat karena harus bertahan pada lingkungan kedap udara dalam waktu yang cukup lama dan dapat mengakibatkan dehidrasi. 

Demi menurunkan risiko dehidrasi pada tenaga kesehatan saat menangani Covid-19, lima mahasiswa UB membuat inovasi APD berbasis Internet of Things (IoT).

Baca Juga: Kolaborasi Kominfo Sosialisasikan AKB di Kampung Nelayan Cilincing

Tim yang terlibat dalam pembuatan APD bernama Comf-PPE ini adalah Rafa Raihan Fadila (FT), Muhammad Yogi Nurrohman (FT), Raihan Zhifhanur Muhammad (FT), Andi Nurul Isri Indriany Idhil (FK), dan Monika Ayu Puji Anggraini (FK) dengan dosen pembimbing Zainul Abidin, S.T.,M.T.,M.Eng.,Ph.D.

APD ini akan dialiri udara dingin agar mencegah keluarnya keringat dalam jumlah banyak. Comf-PPE berupa tabung portabel dapat dipasang dengan mudah pada hazmat suit yang telah dimodifikasi. 

“Inovasi ini diyakini dapat mengatasi risiko dehidrasi pada tenaga kesehatan dan diharapkan bisa memberikan kenyamanan saat bertugas menangani Covid-19,” terangnya.

Ketua Tim, Raihan menjelaskan, cara kerja dari Comf-PPE ini cukup sederhana. Pengguna cukup menempatkan posisi tabung di belakang hazmat suit.

“Tabung dipasang terlebih dahulu pada hazmat suit yang telah dihubungkan melalui selang. Ketika tombol on pada tabung ditekan maka LCD display akan menampilkan data secara realtime,” jelas mahasiswa Teknik Elektro ini.

Beberapa informasi yang ditampilkan pada LCD Display dan Web diantaranya adalah data suhu, kelembaban, serta aliran udara dalam hazmat suit. Adapun web dapat diakses pengguna melalui handphone maupun komputer.

Apabila terdeteksi suhu tinggi dalam hazmat suit maka tabung akan menghisap udara panas tersebut, lalu dikeluarkan menjadi udara yang memiliki suhu rendah. 

“Udara ini akan dibersihkan terlebih dahulu menggunakan sinar UVC. Hasilnya, udara bersih dan bersuhu rendah akan dikeluarkan (output) ke hazmat suit kembali,” bebernya.

Comf-PPE juga dilengkapi dengan indikator yang berfungsi sebagai reminder kepada pengguna apabila sistem mengalami error.

Data-data pengguna yang terdeteksi pada Comf-PPE secara otomatis akan tersimpan sebagai riwayat kesehatan.

“Dengan penggunaan Comf-PPE, diharapkan tenaga kesehatan bisa bekerja dengan nyaman dalam penanganan kasus Covid-19,” harap Raihan mewakili timnya. 

Dengan kenyamanan ini, lanjutnya, diharapkan kinerja tenaga kesehatan meningkat, semakin banyak juga pasien Covid-19 yang sembuh, sehingga bisa sekaligus membantu Pemerintah dalam menurunkan angka kematian Covid-19.

Yanis

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar