Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Haris Bobihoe saat meninjau PTM di SMK Negeri 2 Kabupaten Garut, Selasa, (07/09/21)
Kab. Garut, Beritainspiratif.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Kabupaten Garut sudah dimulai, setelah hampir 18 bulan para pelajar tingkat SMA/SMK belajar daring.
Hasil asesmen Satgas Covid-19, ada sekitar 14 SMK negeri mulai menjalankan PTM terbatas.
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat mengapresiasi kepada sejumlah SMK, yang telah melaksanakan PTM di Kabupaten Garut.
Namun demikian, lanjut Haris Komisi V (DPRD Jabar) akan terus berkoordiasi dengan pihak terkait, termasuk gugus tugas covid -19 di setiap daerah tentang dampak pembelajaran tatap muka yang sudah di laksanakan.
“Pembelajaran tatap muka yang sudah mulai di lakukan di kabupaten Garut ini saya kira di luar dugaan, ternyata lebih cepat. Ini merupakan percontohan untuk kita tentang pembelajaran tatap muka dan akan kita evaluasi lagi, sejauh mana dampak pembelajaran tatap muka ini," kata Harris Bobihoe di SMK Negeri 2 Kabupaten Garut, Selasa, (07/09/21).
Harris menjelaskan pembelajaran tatap muka di Jawa Barat sudah bisa dilakukan tapi dengan prosedur yang sangat ketat dan tentu menunggu kebijakan dari bupati dan walikota.
Baca Juga: BI - OJK Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19 Bagi Pelaku IJK dan SP
Menurut Haris Bobihoe pihaknya sudah tidak ada kehawatiran tentang pembelajaran tatap muka, namun disiplin dan protokol kesehatan yang ketat wajib dilakukan.
Pihak sekolah juga harus selalu berkoordinasi dengan gugus tugas Covid -19, agar pembelajaran tatap muka ini berjalan dengan efektif dan tidak berdampak pada kesehatan.
“Inshallah semua sekolah di Jawa Barat sudah mendapatkan lampu hijau untuk melakukan pembelajaran tatap muka, karena jawa barat sudah berada di zona kuning, namun memang di beberapa daerah masih menunggu kebijakan dari Bupati dan Walikota," sebut Harris.
Harris juga menyoroti infrastruktur di setiap sekolah SMK di Kabupaten Garut, karena menurutnya proses pembangunan bidang pendidikan tidak lepas dari infrastruktur yang memadai.
Hal ini penting agar peserta didik setelah lulus tidak asing dengan dunia kerja.
“Saya kira perlu adanya peningkatan infrastruktur sekolah menengah kejuruan negeri di seluruh kabupaten Garut, ada 14 SMK yang perlu terus kita tingkatkan infrastruktur dan ruang praktek, agar para siswa tidak ketinggalan jaman dengan industri yang ada di Jawa Barat, agar setelah lulus mereka sudah mengenal dunia kerja lebih dalam," tutup Harris.
(Adi)
Baca Juga:
Daftar Level PPKM di Jawa dan Bali Hingga 13 September, Jabar 11 Daerah Level 2
Pertama, Bahan Bakar Bioavtur J2.4 ITB Diuji ke Pesawat CN 235 Berjalan Sukses
Pemkot Bandung dan BBWS Citarum Sepakat Prioritaskan Normalisasi 3 Sungai
Resmikan Bendungan Bendo di Ponorogo, Jokowi: 10 Bendungan Lagi Selesai 2021