Dirjen Dukcapil Kemendagri Prof. Zudan Arif Fakrulloh / Foto: Dukcapil - Kemendagri
Jakarta, Beritainspiratif.com - Akhir-akhir ini, publik dihebohkan dengan fenomena penjualan foto selfie dengan KTP-el sebagai Non-Fungible Token (NFT). Hal itu diketahui publik dari akun facebook @Elon Mask KW yang mem-posting hasil jepretan layar akun Indonesian identity card (KTP) Collection, penjual foto selfie dengan KTP-el di situs OpenSea.
Terkait hal itu, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri), Prof. Zudan Arif Fakrulloh, selaku penanggung jawab akhir penyelenggaraan administrasi kependudukan di Indonesia turut memberikan keterangan.
Penjualan data pribadi, khususnya yang bersumber dari dokumen kependudukan seperti KTP-el, menurut Zudan, dapat merugikan masyarakat luas. Penjualan data pribadi dapat memicu terjadinya kejahatan berdalih penyalahgunaan identitas.
“Foto dokumen kependudukan yang berisi data-data pribadi dan sudah tersebar sebagai NFT itu, akan sangat memicu terjadinya fraud/penipuan/kejahatan, dan membuka ruang bagi ‘pemulung data’ untuk memperjual-belikannya di pasar underground,” terang Zudan dalam keterangan resminya, Minggu (16/01/2021).
Baca Juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 31 Januari
Selain itu, penjualan foto dokumen kependudukan yang berisi data-data pribadi penduduk, baik sebagai NFT atau bukan, merupakan pelanggaran hukum. Pelakunya dapat dikenai hukuman pidana sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
“Terdapat ancaman pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak satu milyar rupiah, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 96 dan Pasal 96A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013,” ungkapnya.
Baca Juga: Kominfo Ingatkan Tidak Bagikan 11 Data Ini ke Medsos
Selain melanggar ketentuan perundang-undangan, Zudan juga turut menyayangkan tindakan pelaku. Trend bisnis digital, termasuk NFT, harus disikapi positif dan bijaksana oleh masyarakat untuk mewujudkan Indonesia yang semakin kreatif, inovatif, dan hebat.
“Di awal era ‘metaverse’ ini, semua kalangan harus bersatu-padu, berkolaborasi dan bersinergi untuk menuju Indonesia yang semakin kreatif, inovatif, dan hebat agar bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya yang telah menerapkan digitalisasi dalam layanan publik,” kata Zudan.
Bagi berbagai kalangan di Indonesia, bisnis NFT memang tengah menyedot perhatian menyusul seorang warga negara Indonesia bernama Ghozali, yang berhasil meraup keuntungan miliaran rupiah dari penjualan foto selfienya selama lima tahun berturut-turut sebagai NFT di situs OpenSea.
Baca Juga: Komunitas Motor Pensiunan PT Pos Indonesia (BRPI) Tanam 35 Ribu Pohon di Subang
Terakhir, pemilik akun Ghozali Everyday tersebut, memiliki 933 NFT yang semuanya merupakan foto selfie dirinya. Harga per satu foto selfie tersebut bervariasi, mulai dari 0,13 Etherum atau sekitar 6 juta rupiah, hingga 0,7 Etherum atau sekitar 31 juta rupiah.
Oleh karena itu, Zudan menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kerahasiaan data pribadi.
“Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat harus terus dilakukan agar masyarakat tidak mudah menampilkan data pribadi di berbagai media, baik online atau pun offline, apalagi menjualnya," tutupnya.
(RV)
Baca Juga:
BURUAN ! Dijual Murah, 1 Unit Apartemen Dekat Kampus UGM Yogyakarta
Warna Seragam Satpam Mirip Polisi, Akan Diubah Lagi
Vaksinasi Booster, Inilah Cara Daftar dan Cek Tiket Vaksinasi di PeduliLindungi
Daftar Terbaru PPKM Level 1-3 di Jawa dan Bali, Berlaku Hingga 17 Januari