Cianjur, Beritainspiratif.com - Suasana haru dan bahagia terpancar di wajah pasangan Muhammad Ridwan dan Nida Khofia. Ia melangsungkan pernikahan di tengah puing-puing bencana gempa Cianjur tepatnya di Kampung Kuta RT 01 RW 07, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (4/12/2022).

Acara yang berlangsung khidmat tersebut tidak ada janur, prosesi upacara adat serta hiburan organ tunggal. Bahkan santapan makanan bagi tamu undangan pun tidak disiapkan.

Pasangan mempelai tersebut hanya mengenakan baju pengantin sederhana, bersimpuh di depan penghulu dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Cugenang, sementara yang hadir hanya  anggota keluarga dan warga pengungsian disertai pemandangan puing-puing bangunan yang ambruk akibat gempa 5.6 M.

Baca Juga: PUPR Mulai Bangun Rumah RISHA Tahan Gempa di Cilaku dan Mande Cianjur

Dipandu Amil Desa, Nurdin memegang tangan sang wali calon mertuanya untuk melaksanakan akad nikah atau ijab kabul.

"Saya terima nikahnya Nida Khovia Syukur binti Abdul Syukur (55) dengan maskawin 5 gram emas dibayar kontan," ucap Nurdin saat akad nikah.

Sontak, para saksi secara bersama menyebut sah, tanda akad nikah resmi terlaksana. Haru bahagia dan tangisan pun membanjiri area lokasi pernikahan, saat Nurdin menyalami satu persatu sanak saudara yang menyaksikan akad nikah.

"Alhamdulilah saya bisa melangsungkan akad nikah ini dengan lancar, sekarang Nida jadi istri sah saya," kata Nurdin kepada wartawan Cianjur, usai melangsungkan pernikahan, Minggu kemarin (4/12/2022).

Baca Juga:

-Inilah Daerah yang Dilewati Sesar Cimandiri, Penyebab Gempa di Cianjur

-WAJIB TAHU! inilah 6 Cara Selamatkan Diri Saat Terjadi Gempa Bumi

-Monyet Turun ke Rumah Warga, Pertanda Bencana Alam? Ini Kata BMKG Kota Bandung

-Pemerintah Siapkan Rumah Type 36 bagi Warga yang Relokasi Akibat Gempa Cianjur

Nurdin mengatakan, pernikahannya sudah direncanakan sejak dua bulan lalu dan harus tetap berjalan. Pasalnya, data kedua mempelai sudah terdaftar di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cugenang.

"Sebelum gempa saya bersama istri sudah mendaftar sejak dua bulan lalu, karena sudah terdaftar di KUA, jadi harus tetap digelar," katanya. 

Usai melangsungkan pernikahan, kata Nurdin, bersama istrinya akan kembali ke pengungsian. Karena, saat ini rumahnya rusak dampak gempa bumi beberapa waktu lalu.

"Saya belum tahu mau tinggal dimana, namun sekarang saya bersama istri akan tinggal dulu sementara dipengungsian," ujarnya. 

Pihaknya juga tidak berpikiran akan melaksanakan bulan madu, karena kondisi saat ini masih dalam keadaan musibah bencana gempa.

"Saya tidak kepikiran, paling di tenda pengungsian dulu," katanya.

Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan (P4) Desa Sarampad, Ayi Sutisna mengatakan baru pertama kali mendampingi pelaksanaan akad nikah di wilayah Kecamatan Cugenang. 

"Baru kali ini mendampingi akad nikah dalam kondisi dan keadaan seperti ini (bencana gempa)," ujarnya.

Menurutnya, di Kecamatan Cugenang menerima permohonan pernikahan ada tiga pasangan di bulan Desember. 

"Untuk bulan Desember ini ada tiga, yang satu ini, dan dua lagi nanti di tanggal 11 Desember di beda desa," pungkasnya.

(YI)

Baca Juga: 

-TONTON VIDEO-VIDEO BERITAINSPIRATIF   

-Forum RW Kota Bandung Salurkan Bantuan Rp110 Juta lebih di Tujuh Desa di Cianjur

-Daftar 29 Bank yang Menjadi Peserta BI-Fast, Biaya Transfer Hanya Rp2.500

-Kisah Meli Yulian Penyintas HIV yang Bisa Berkeluarga dan Punya Keturunan

-Gempa Cianjur, Pemerintah Bantu untuk Rumah Rusak Berat Rp50 Juta

-Bukan Sesar Cimandiri, Ahli Unpad Ungkap Penyebab Lain Gempa Cianjur