Penyerahan simbolis peralatan Kang Empos dari Ketua DPRD Kota Bandung H Tedy Rusmawan kepada Ketua Forum RT RW Kota Bandung H Lily Maulana disaksikan Sekda Kota Bandung Ema Sumarna pada acara Sosialisasi Kang Empos yang berlangsung di GOR C-tra Arena Jalan Cikutra 278 Kota Bandung, pada Kamis (30/11/2023) / Foto: dok. Bicom-Yayan
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung menggelar Sosialisasi dan Pembagian sarana pengolahan sampah melalui metode Kang Empos kepada seluruh Ketua RW se-Kota Bandung, berlangsung di GOR C-tra Arena Jalan Cikutra 278 Kota Bandung, pada Kamis (30/11/2023).
Dipantau Beritainspiratif.com di lokasi, acara tersebut dihadiri Sekda Kota Bandung Ema Sumarna selaku Ketua Harian Penanganan Darurat Sampah mewakili Pj Wali Kota Bandung, Ketua DPRD Kota Bandung H Tedy Rusmawan, Ketua DLH Kota Bandung Dudy Prayudi, Anggota DPRD Kota Bandung, Ketua Kadin Kota Bandung, Narasumber Kang Empos Gun Gun Saptari yang juga pemerhati/pecinta lingkungan (mantan Dirut PD Kebersihan Kota Bandung), para Camat se-Kota Bandung, para Lurah se-Kota Bandung, Ketua Forum RT RW Kota Bandung H Lily Maulana dan seluruh Ketua RW se-Kota Bandung serta lainnya.
Sekda Kota Bandung Ema Sumarna selaku Ketua Harian Penanganan Darurat Sampah Kota Bandung menyampaikan bahwa dengan kehadiran para Ketua RW menunjukkan adanya komitmen membangun bersama untuk merubah paradigma lama dari sampah itu masalah menjadi sampah itu barokah dan menghasilkan rupiah.
“Mindset lama yang kurang tepat bahwa sampah itu dikumpulkan lalu dibuang, harus dirubah menjadi sampah itu harus dikelola menjadi duit,” ujarnya.
Ema mengatakan dari 135 TPS yang ada di Kota Bandung, tersisa 2 TPS yang masih masuk katagori overload. Saat ini masih ada 55 ruas jalan yang masih ada tumpukan-tumpukan sampah, yang dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.
“Citra Kota ini bisa terdegradasi dan berdampak menurunnya kunjungan wisata ke Kota Bandung karena bau sampah dan lain sebagainya,” lanjut Ema.
Baca Juga: Sosialisasi KANG EMPOS, Pemkot Bandung Anggarkan Rp31,9 Miliar untuk Atasi Sampah
Baca Juga: Tok! APBD Kota Bandung 2024 Resmi Diputuskan, Segini Alokasinya!
Saat ini dari total 134 RW yang berstatus Kawasan Bebas Sampah (KBS) alhamdulillah sekarang sudah meningkat menjadi 272 RW KBS. Bahkan akan ada Kelurahan KBS.
“Saya sudah melihat itu di Kelurahan Rancabolang Kecamatan Gedebage. Disana sudah terlihat sebentar lagi akan masuk kelurahan KBS. Dan mudah-mudahan akan bergerak terus ke kelurahan lain seperti bola salju,” terangnya.
Ema mengajak seluruh RW se-Kota Bandung untuk berjuang menyelamatkan kota ini dari sampah dan tidak lagi sampah itu dibuang, akan tetapi sampah itu harus kita kelola.
“Kehadiran para Ketua RW membangunkan spirit kita secara komunal, kami merasa optimis dan semangat serta tanggungjawab bersama, mari kita rubah mindset kita, hadirkan paradigma terbarukan geser paradigma baru bahwa sampah harus bisa kita kelola. Dari sampah 1.300 ton per hari mari kita kurangi minimal 550 ton per hari,” pesan Ema.
“Mudah-mudahan TPS ini hanya betul betul hanya bisa menampung untuk sampah residu. Jangan berulang seperti TPS lain adanya permainan sampah-sampah campuran masih diangkut ke TPS,” pungkasnya.
Baca Juga: Mudah! Cara Mengolah Sampah Organik yang Benar, dengan KANG EMPOS
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung H Tedy Rusmawan dalam sambutannya mengharapkan di akhir November 2023 ini Kang Empos sudah terdistribusi ke seluruh RW di Kota Bandung.
“Perhitungannya adalah 20 persen dari total KK yang ada, kami DPRD akan memantau ini,” tegasnya.
H Tedy juga mengharapkan melalui Kang Empos ini, satu kelurahan di Kota Bandung dapat menyelesaikan 1 ton sampah organik.
“Kami mengharapkan ini adalah suatu gerakan yang masiv dari seluruh masyarakat Kota Bandung, melalui kolaborasi dengan berbagai unsur,” ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudy Prayudi menyampaikan saat ini masih ada beberapa ruas jalan yang malah jadi tempat pembuangan sampah dadakan oleh warga. Ia berharap dari 272 RW Kawasan Bebas Sampah (KBS) Kota Bandung bisa menjadi percontohan untuk wilayah lainnya.
"Tercatat ada 55 titik yang jadi pembuangan sampah di pinggir jalan seperti di Cicadas, Sukajadi, dan lainnya. Salah satu sebabnya kan TPS hanya menerima residu, sementara masyarakat belum siap mungkin ya untuk melakukan pengolahan, kami harap nanti dapat diselesaikan secara mandiri," ujar Dudy.
Baca Juga: Pemkot Bandung Bangun Hanggar Budidaya Maggot di 151 Kelurahan
Dikesempatan yang sama Ketua Forum RT RW Kota Bandung H. Lily Maulana mengungkapkan bahwa saat ini tugas RW selain menangani masalah sampah memiliki tugas lainnya berupa menjaga kondusifitas warga menjelang Pemilu 2024, dimana para Ketua RW harus melakukan pembentukan petugas KPPS.
Kami sangat mendukung program Pemerintah dalam penanganan sampah.
“RT RW Kota Bandung siap bersama Pemerintah untuk segera menangani sampah melalui inovasi-inovasi yang muncul dikalangan RW dalam mengelola sampah menuju kota Bandung yang bersih dan nyaman,” ujarnya.
Lebih lanjut Lily mengharapkan, Pemerintah pun harus memperhatikan dan membantu sarana prasarana serta peralatan dan anggaran yang memadai untuk penanganan sampah di kewilayahan.
Dibagian akhir Lily kembali mengingatkan terkait Perwal LKK dan kenaikan insentif RT RW.
“Mohon kiranya kepada pak Sekda agar segera menerbitkan Perwal LKK untuk pedoman RT RW setelah di cabutnya perda nomor 2 tahun 2013 serta segera menaikan insentif RT RW guna meningkatkan kinerja dan semangat RT RW dalam membantu program pemerintah,” pungkasnya.
Usai acara pembukaan dilanjutkan dengan sosialisasi penanganan sampah organik dengan metode Kang Empos (Karung, Ember, Kompos) yang disampaikan Narasumber Kang Empos Gun Gun Saptari - pemerhati/pecinta lingkungan (mantan Dirut PD Kebersihan Kota Bandung).
Usai Sosialisasi kepada seluruh Ketua RW yang hadir diberikan peralatan pengolahan sampah dengan metode Kang Empos.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News