BERITAINSPIRATIF.COM - dr. Tirta (Tirta Mandira Hudhi) lulus program magister Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan waktu studi 1,5 tahun. Beliau meraih predikat cumlaude.

Saat berkuliah, Dr. Tirta mengambil program studi Magister Administrasi Bisnis, di Sekolah Bisnis dan Manajemen, ITB Kampus Jakarta. Setelah lulus, beliau resmi meraih gelar Master of Business Administration (M.B.A.) dengan tesis berjudul "The Effect of Micro and Macro Brand Ambassador Related to Soft and Hard Selling Language on Purchase Decision of Piero Shoes in Jakarta, Indonesia".

Usai mengikuti Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 untuk program doktor, magister, dan sarjana di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Sabtu (27/4/2024), dr. Tirta mengatakan alasan dirinya berkuliah di ITB. "Program MBA SBM ITB di Jakarta dan jurusannya relate dengan kegiatan, bisnis, dan kerjaan yang saya lakukan selama ini," katanya dikutip laman resmi ITB.

Beliau berbagi cara cepat lulus kuliah dengan nilai bagus, yakni mengikuti alur, lebih awal mempersiapkan topik yang akan dijadikan tesis, dan manajemen waktu.

"Pertama, mengikuti alur saja. Poin kuncinya kalau di S2 selain merhatiin kuliah kan di tesisnya ya, final project, dan itu harus publish (jurnal). Kalau bisa, ketika kita di semester satu atau saat kita masuk S2, kita sudah tahu ketertarikan atau final project-nya di bidang apa. Kebetulan saya suka di bidang digital marketing analysis dan ingin melihat relasi antara sepatu sama influencer, apakah berpengaruh atau tidak," katanya.

Baca Juga: Ratusan Wisudawan SBM ITB Ikuti Acara Syukuran, 22 Orang Dapatkan Award

dr. Tirta mengatakan, topik tersebut sudah dikonsultasikannya sejak semester satu. Ketika memasuki semester tiga, proses pembuatan final project dapat berlangsung dengan cepat. Selain itu, beliau pun menerapkan manajemen waktu yang baik meski bekerja di luar waktu kuliah. Walhasil, tugas kuliah dapat diselesaikan dan pekerjaan tetap berjalan.

Selama berkuliah, beliau memiliki pengalaman berkesan. Salah satunya pengalaman berkuliah bersama Nila Armelia Windasari, S.A., M.B.A., Ph.D., dari Kelompok Keahlian Strategi Bisnis dan Pemasaran.

"Saya paling berkesan dengan Bu Nila. Bu Nila adalah dosen pembimbing saya sekaligus guru saya di semester satu. Beliau itu membuat saya revisi total sampai belasan kali. Tapi revisi itu tercermin baik di hasil ujiannya, saya bisa bagus. Bu Nila sempat ber-statement bahwa final project itu merupakan awal karena ke depannya job saya as a consultant dan pengusaha sering relate dengan tesis saya, yaitu dengan marketing analysis. Apa yang disampaikan oleh Bu Nila itu bukan hanya di bidang pendidikan saja, tetapi juga sangat bermanfaat bagi bisnis saya. Saya sering konsul juga masalah ke beliau, itung-itung konsul gratis," katanya.

Baca Juga: Gempa Garut, Pakar ITB Ingatkan Potensi Gempa Selain Merusak Megathrust Berpotensi Tsunami

dr. Tirta pun berbagi pesan terkait pentingnya penerapan ilmu selama berkuliah di kehidupan. Baginya, waktu lulus itu nomor dua, yang pertama adalah penerapan ilmunya.

"Karena S2 ini kan sebenarnya kita praktik, kita menerapkan teori yang kita pelajari selama di kuliah di dalam kerjaan sehari-hari. Mau kalian lulus tercepat pun kalau kalian tidak bisa menerapkan ilmu itu di realita sama saja percuma. Sebisa mungkin apa yang disampaikan dosen, berapa pun IPK-nya, sesuai dengan syarat ya, yang penting itu bermanfaat bagi realitanya. Jangan sampai kita S2 itu hanya mejeng gelar doang, tapi ilmunya tidak bermanfaat," ujarnya.

Setelah lulus S2 di ITB, dr. Tirta berencana untuk melanjutkan kuliahnya, baik program magister di perguruan tinggi lain dan program doktor di ITB. "Habis ini masih ngambil S3, rencananya di ITB lagi. Disertasinya di health dikaitkan dengan digital marketing sama AI," katanya.

dr. Tirta mengatakan, kehadiran ITB Kampus Jakarta sangat membantu dan sesuai dengan kebutuhan saat ini. "Itu sangat membantu dan saya berharap untuk prodinya akan ditambah lagi. Moga-moga ITB bisa mengembangkan sektor health-nya seperti di luar, kan ada marketing health management sehingga nanti semakin luas dan banyak dokter yang semakin paham di bidang manajerial," tuturnya.