Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (kiri) memberikan simbol jempol usai menyerahkan penghargaan Proklim Lestari kepada Ketua RW 09 Sukamiskin Dandan Sunardja (kanan) di Jakarta Convention Center Hall B, Jum’at , 9 Agustus 2024 lalu.
BERITAINSPIRATIF.COM - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung menerima penghargaan apresiasi pembinaan proklim tingkat kota yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudy Prayudi.
Selain penghargaan untuk Kota Bandung, penghargaan juga diberikan kepada RW 09 Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kota Bandung untuk kategori Proklim Lestari yang diterima langsung oleh Ketua RW 09 Sukamiskin Dandan Sunardja.
Penghargaan kampung iklim tersebut diserahkan langsung Menteri LHK Siti Nurbaya pada acara yang berlangsung di Jakarta Convention Center Hall B, Jum’at , 9 Agustus 2024 lalu.
Kepala DLH Kota Bandung Dudy Prayudi menyampaikan, Penghargaan Proklim Lestari sebelumnya pernah diraih oleh RW 07 Cibunut Kota Bandung.
Pemberian penghargaan tersebut berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 893 Tahun 2024 tentang Penerima Penghargaan Kampung Iklim Tahun 2024 Kementerian LHK akan melaksanakan penyerahan Penghargaan Kampung Iklim Tahun 2024 pada rangkaian Festival LIKE dengan tema ”10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas”.
Baca Juga: Hati-Hati! Akun Google Bisnis Sejumlah Hotel di Kota Bandung Diretas!
Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup (LHK) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal guna meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca .
Pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak melalui ProKlim ditujukan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta menahan laju peningkatan emisi gas rumah kaca. Apresiasi disampaikan atas upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak oleh pelaksana, pemerintah daerah dan pendukung ProKlim.
Sebelumnya Kementerian LHK melakukan pembinaan bagi penerima Penghargaan Kampung Iklim Kategori Lestari dan Utama pada tanggal 8-9 Agustus 2024 di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Berlaku di Luar Negeri, Kini SIM Indonesia Miliki Format Baru, Begini Ciri-Cirinya!
Secara nasional apresiasi diberikan kepada 34 penerima Penghargaan Trophy ProKlim Lestari.
Sedangkan di Provinsi Jawa Barat terdapat 3 (tiga) penerima penghargaan Proklim Lestari, yakni:
1. RW 09 Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kota Bandung Provinsi Jawa Barat
2. Dusun Cinyenang Desa Sidamulya Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat
3. RW 07 Kelurahan Ratujaya Kecamatan Cipayung Kota Depok Provinsi Jawa Barat
Untuk Trophy Proklim Utama secara nasional diberikan kepada 55 penerima Penghargaan
Untuk Provinsi Jawa Barat sendiri terdapat 3 (tiga) penerima penghargaan Proklim Utama, yakni:
1. RW 07 Kelurahan Tanah Sareal Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Provinsi Jawa Barat
2. RW 03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat
3. Dusun Cibunar 2 Desa Gede Pangrango Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Penghargaan Pro Klim untuk masyarakat terdiri dari 4 (empat) kategori yaitu: Proklim Pratama, Proklim Madya, Proklim Utama dan Proklim Lestari
Untuk kategori Proklim Lestari, harus memenuhi kriteria pengayaan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, penguatan kelembagaan dan pembinaan kepada 10 lokasi lain.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Situ Nurbaya mengatakan, Program Kampung Iklim (ProKlim) sangat penting dalam memperlambat perubahan iklim.
Menteri LHK mengatakan salah satu faktor perubahan iklim adalah banyaknya gas emisi yang dilepaskan ke lapisan atmosfer. Hal inilah yang membuat bumi makin terasa panas.
“Ini kemudian kaitannya dengan panas dan situasi atmosfer yang berubah karena akibat tadi ya (perubahan iklim). Kenapa itu terjadi? Karena ada industri yang terus-terusan kasih emisi dan sebagainya,” kata Siti Nurbaya.
(YI)