Jakarta, Beritainspiratif.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan pertemuannya dengan Prabowo hanyalah pertemuan antar kawan lama yang pernah sama-sama di TNI dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Hal ini disampaikan usai menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Nasional PDI Perjuangan, Minggu (8/4).
“Baik-baik saja, bicara macam-macam yang lucu-lucu,” gurau Luhut. Ketika ditanya apakah ada obrolan mengenai Indonesia 2030, Menko Luhut menegaskan, soal 2030, jangan pesimis. “Beliau cerita dia bilang: 'saya ada baca buku _Ghost Fleet_ ', itu saya fikir bagus bagus saja. Kita jangan pesimis saya katakan. kita harus optimis. Bahwa itu mengingatkan kita semua untuk hati-hati. Tapi, kalau seperti saya ceramah tadi di PDIP, tidak ada indikasi untuk kita bisa bubar seperti itu”, tegasnya dalam press release yang diterima Beritainspiratif.com, Minggu (8/4)
Navigasi Laut
Salah satu masalah kemaritiman yang diangkat dalam paparan adalah masalah navigasi laut.
Menko Luhut juga menjelaskan solusi terkait masalah itu. “Memang peta navigasi laut itu kita sangat miskin, jadi kita sekarang sedang perbaiki, kita juga sedang mau mengubah dan presiden juga setuju. itu Pushidros itu nanti akan seperti Bakamla. Supaya dia punya _budget_ sendiri untuk peta laut kita yang berpuluh puluh tahun itu tidak kita urus dengan cermat.” Menko Luhut menjelaskan bahwa perbaikan navigasi laut dan Pushidros sedang diproses.
Teluk Balikpapan
Menko Luhut juga menjawab perihal masalah kebocoran pipa Pertamina di Teluk Balikpapan yang menurutnya sudah ditangani dengan professional tapi tetap butuh waktu untuk penyelesaian.
“Kemarin saya sudah ngomong, bocoran itu diteliti. Ada satu kapal batu bara yang _anchoring_ (lego jangkar) di sana, kemudian kena pipanya, ya pipanya bocor. tapi sekarang penanganan limbah itu dilakukan dengan profesional.
Itu yang saya kira bagus dan sekarang sudah terkendali”.
Menko Luhut menambahkan pihak terkait yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pertamina juga sudah bekerja cepat.
“Ibu siti (Menteri KLHK) mengirim 2 Dirjennya untuk melihat ke sana. CEO Pertamina saya juga telpon, sudah melaporkan juga semua sudah terkendali.”
Menko Luhut menegaskan bahwa yang penting juga untuk dilakukan saat ini adalah investigasi teknis untuk mencari siapa yang salah, “Nah, sekarang investigasi tehnis siapa yang bersalah sedang dilakukan. Jadi kita _contain_ dulu masalahnya ini, selesai dulu. Baru sekarang mencari siapa yang salah, kalau memang ada tindakan hukum, tindakan administrasi, pasti akan dilakukan. Ini butuh waktu”.
BioDiesel Sawit
Isu _Crude Palm Oil_ (CPO) sawit Indonesia yang ditolak Uni Eropa juga dijelaskan oleh Menko Luhut. “Isu sawit ini di Eropa, memang saya diperintahkan Presiden untuk pergi ke sana sebagai utusan khusus untuk ketemu dengan Uni Eropa. Untuk biodiesel. Itu bidang saya. Nanti jangan bilang, kok sawit saya yang urusin”.
Menko Luhut menyampaikan hal ini dikarenakan masalah CPO Sawit menjadi perhatian Kemenko Kemaritiman terkait Biodiesel yang menggunakan bahan baku CPO adalah salah satu energi baru terbarukan yang bisa mengganti energi fosil.
“Biodieselnya, energi, ini bidang saya. Sawit bisa jadi energi baru terbarukan. saya mau ke sana mau ketemu di bursa eropa tanggal 23-24 bulan ini.” Pungkas Menko Luhut.
(Yones)