Bandung, Beritainspiratif.com-Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jabar mengaku terkejut dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) miras oplosan yang terjadi di beberapa daerah di Jabar.
Hal itu disampaikan Kadinkes Jabar Dodo Suhendar MM saat memberikan keterangan seputar KLB miras oplosan di kantor Dinkes Jabar jl. Paster Bandung, Rabu (11/4).
"Sampai kemarin sore verifikasi pasien yang masuk rumah sakit ada 195 orang 41 meninggal, kemudian terus berkembang sampai hari ini," tandas Dodo.
Dodo menjelaskam pengambilan sampel darah, melakukan koodinasi dengan dinas tetkait dan kepala daerah sampai saat ini terus dilakukan.
"Saya berharap kejadian ini yang terakhir kali, sehingga sejumlah elemen dan berbagai instansi diharapkan bahu membahu memerangi peredaran miras," tandas Dodo.
Kejadian ini timpal Dodo diharapkan menyadarkan semua, kenapa bisa bersama sama dalam waktu bersamaan minum miras.
Selain itu yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah ada gejala lemahnya daya tahan tubuh atau stres serta adanya pemanfaatan obat yang kurang benar.
Pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat cerdas menggunakan obat, bagaimana kendali terhadap oplosan, kenapa masyarakat mengkonsumsi, hal seperti itulah perlu diinformasikan agar masyarakat sehat.
Dodo menambahkan Dinkes Kab Bandung sudah menyatakan KLB, sehingga berkaitan dengan nasib pasien, maka Permenkes 2/2013, penanganan pasien harus diutamakan, menjaga pasien baru, RS harus melayani dan membantu sarana yang dibutuhkan, pembiayaan dan pengujian sampel.
Zat yang sedang diteliti, timpal Dodo karrna ada zat yang bebahaya sehingga organ tidak berfungsi, seperti di Sukabumi dan garut ini sporadis, bagaimana antisipasi, jangan sampai kekurangan infus, kurang tenaga perawat, kita mengajak Pemda dan aparat terkait hal yang akan menimbulkan kematian harus dijauhi, sehingga masyarakat bisa bersama-sama pihak berwajib, Babinsa, Kamtibmas segera dilaporkan dan menghentikannya
Minuman yang dicampur dengan berbagai jenis maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, sehingga akan membentuk metanol, formalin inilah zat yang bisa menimbulkan kematian.
Hal yang sama juga dikatakan Ledakan kasus, pasti dibutuhkan obat untuk pengobatan pasien.
Dinkes Jabar sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk 339 rumah sakit di Jabar siap melayani kesehatan pasien umum. (Dudy)