Majalengka, Beritainspiratif.com - Lembaga survei, Etos Institut, menampik tudingan bahwa institusi itu bekerja berdasarkan pesanan untuk kepentingan pasangan calon (paslon) tertentu di Pilkada Majalengka 2018.

“Kami adalah lembaga independen, tidak berafiliasi ke paslon manapun,” kata Direktur Teknis Etos Institut, Sofyan, kepada para awak media di Majalengka, Senin (16/4).

Sofyan menegaskan hal itu menyusul adanya keraguan dari berbagai pihak terkait independensi lembaganya. Keraguan mencuat terutama setelah Etos Instut merilis hasil surveinya pada Minggu (8/4) lalu, yang menunjukkan elektabilitas paslon Maman –Jefry mengungguli dua pasangan rivalnya.

Tingkat keterpilihan paslon nomor urut 1 itu tertinggi yakni 39,9 persen, diikuti pasangan monor urut 3, Sanwasi –Taufan Ansyar, 32,8 persen dan pasangan nomor urut 2, Karna Sobahi –Tarsono, 27,3 persen.

Sofyan menuturkan, lembagnya melakukan survei Pilkada di banyak tempat, bukan hanya di Majalengka. Misalnya, di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Maluku, Jawa Barat dan Papua.

Menurut dia, Pilkada Majalengka menarik disurvei antar lain karena bupati lama tidak bisa maju lagi, sementara wakilnya ikut berkompetisi. “Isu strategis lain yaitu adanya Bandara Kertajati di Majalengka, yang akan menjadikan kabupaten ini sebagai sentral ekonomi baru di Jawa Barat,” ujarnya.

Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam dua kali  pemilu terdahulu, kata Sofyan juga menjadi alasan mengapa pihaknya mensurvei Pilkada Majalengka kali ini.

"Kami mencari tahu mengapa partisipasi masyarakat selalu rendah” katanya.

Terkait keharusan lembaga survei mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sopiyan menegaskan, lembaganya tak menabrak atauran.

 

Menurut dia, PKPU no 8 tahun 2017 ayat 2 pasal 28 mengatur lembaga survei paling lambat mendaftar ke KPUD setempat 30 hari sebelum pemungutan suara.

(Yones)