Bandung, Beritainspiratif.com - Beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan tiba yang harus kita sambut dengan kegembiraan dan penuh kesenangan.
Bulan Ramadhan merupakan salah satu nikmat sangat agung yang diberikan kepada umat Islam untuk mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT.
Pada bulan Ramadhan seseorang membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup untuk bisa menjadi orang yang berpuasa sesungguhnya, agar bukan sekadar menahan lapar dan haus. Jangan sampai memasuki bulan Ramadhan dalam keadaan belum siap menyambut dengan penuh kegembiraan dan kesenangan.
Selain itu, seseorang juga membutuhkan kecerdasan emosional yang memadai untuk tetap dapat berjiwa seimbang meski dalam kondisi lapar, dahaga dan lemah.
Karena itu, latihan mengendalikan emosi dan syahwat harus dimulai sebelum memasuki gerbang bulan suci Ramadhan.
Persiapan fisik yang cukup juga perlu dipersiapkan agar jasad tetap dalam kondisi prima saat menjalani shaum. Menyesuaikan pola makan, pola tidur, dan istirahat sesuai bulan Ramadhan juga dapat dipersiapkan sebelumnya.
Berolahraga yang cukup dan memilih jenis makanan yang menunjang kesehatan juga menjadi penting. Oleh karena itu Setidaknya ada lima hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, diantaranya adalah:
•Pertama, Mempersiapan Ruhiyah. Persiapan ruhiyah atau mempersiapkan nurani untuk menyambut bulan Ramadhan merupakan persiapan yang sudah seharusnya dipersiapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs/ membersihkan hati dari penyakit-penyakit dalam jiwanya sehingga hati nurani akan bersih dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan nantinya. “Dan beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya ” (Asy-Syams:9).
•Kedua Mempersiapan Ilmiyah, Ibadah di bulan suci Ramdhan akan lebih maksimal jika kita mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bulan Ramadhan yang dapat membekali kita untuk menjalani ibadah di bulan ini, terutama ilmu-ilmu tentang amalan di bulan Ramadhan seperti hikmah puasa Ramadhan, tadarus Al-Quran, shalat Tarawih, i’tikaf di masjid hingga zakattunnafsi. Kita dapat mengetahui ilmu yang dapat menjadi bekal ramadhan nantinya melalui banyak cara. Bisa dengan mengikuti pengajian/majelis, membaca buku tentang Ramadhan, bertanya kepada ahlinya, bisa juga mencari melalui media internet. Dengan mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan kita akan lebih siap melaksanakan amalan-amalan di bulan Ramadhan dengan baik dan penuh kualitas.
•Ketiga Mempersiapkan Jasadiyah, Puasa identik dengan ibadah yang memerlukan fisik yang prima. Orang yang fisiknya kuat akan lancar dalam menjalankan puasa. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan fisik kita untuk menjalankan ibadah Ramadhan dengan lancar walaupun saat bekerja. “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah” (HR.Muslim, Baihaki, Ibnu Majah).
•Keempat Mempersiapkan Maliyah. Mempersiapkan harta di bulan Ramadhan bukan berarti untuk membeli makanan yang banyak, melainkan untuk amal ibadah seperti infak/shadaqah, zakat mal maupun zakat fitrah, atau memberi makanan buka puasa untuk orang lain. Dengan melakukan persiapan di atas semoga ibadah kita di bulan Ramadhan nantinya akan lebih maksimal dan tentunya mendapat pahala dari Allah Ta’ala. Pada akhirnya, Selama menyambut bulan Ramadhan bagi umat muslim di seluruh dunia.
•Kelima Meningkatkan Ibadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi bulan suvi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan. Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman, “Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31). Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan,
“Saya memohon ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat. Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan.
Ingat! Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.
Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt. Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Amin.
(Kaka)
Sumber: Acehtrend.co
Ilustrasi: Khittah.co