Cirebon, Beritainspiratif.com - Jenazah mendiang Fransiska Eddy Handoko, korban bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018 lalu, tiba di rumah duka Golden Gate Jalan Brigjen Dharsono nomor 47 Kota Cirebon, Selasa (15/5).
Jenazah ibu tiga anak ini dibawa dari Surabaya menggunakan pesawat Sriwijaya Air dan transit di Bandara Ahmad Yani, Semarang dan denganbmenggunakan mobil jenazah milik Yayasan Santa Maria, Semarang dibawa menuju Kota Cirebon.
Dari pantauan Beritainspiratif.com, di Rumah Duka The Golden Gate, irng-iringan kendaraan yang membawa jenazah bersama rombongan keluarga keluarga dikawal oleh anggota Patwal dan jenazah yang telah dimasukan ke dalam peti jenazah langsung dibawa ke tempat persemayaman ruang A-C, di lantai dua.
Salah seorang anak korban bernama Melisa Saraswati yang bersedia di wawancara menuturkan dirinya bersama ayah dan kedua saudara laki-lakinya tak percaya ibunya telah tiada.
" Kaget ya udah pasti, nggak terima udah pasti. Mungkin udah jalannya mungkin mama harus begini. Ya udah biarin mama sekarang tenang," ujarnya sambil berurai air mata.
Lanjutnya, ia atas nama keluarga korban meminta maaf jika semasa hidupnya korban pernah berbuat salah. " Kalau yang kenal mama, minta maaf kalo mama banyak salah, minta doanya aja biar mama tenang," ucapnya sambil menangis.
Sementara itu, salah seorang sepupu korban bernama Shirle Gunawan, menuturkan, korban ke Surabaya, untuk mengikuti pameran batik di Mall Grand City yang digelar sejak tanggal 8-13 Mei 2018.
Saat aksi pengeboman terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, korban saat itu sedang mengikuti misa mingguan.
Korban dikenal sebagai pengusaha batik dan memiliki toko 'Oemah Batik' Kota Cirebon dan sering mengikuti pameran batik di Kota -kota besar di Pulau Jawa.
Informasi yang kami peroleh dari pihak keluarga di rumah duka, jenazah mendiang Fransiska Eddy Handoko ini akan dikebumikan pada Kamis, 17 Mei 2018 di Sasana Mulyo.
(Yones)