- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Kids Jaman Now merupakan sebuah istilah informal yang tersusun dari dua bahasa berbeda, yaitu bahasa Inggris dan Melayu (Indonesia). Arti dari Kids Jaman Now adalah 'anak jaman sekarang' atau 'anak-anak jaman sekarang' (plural), jadi hanya dipelesetkan pada kata pertama dan kata terakhirnya.
Berdasarkan teori, para sosiolog—yang bias di Amerika Serikat—membagi manusia menjadi sejumlah generasi: Generasi Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi Baby Boomer I, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y alias Milenial, lalu Generasi Z.
Generasi Y
Generasi Milenial atau Y adalah orang yang lahir tahun 1980- 2000an setelah Generasi X, generasi yang pada tahun ini berumur seputaran 17- 38 dan dianggap spesial dalam hal teknologi.
Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.
Generasi milenial memiliki ciri khas yang lahir pada saat TV berwarna, handphone, dan internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.
Di Indonesia sendiri dari jumlah lebih dari +/- 255 juta penduduk, terdapat +/- 81 juta lebih generasi millenials atau telah berusia antara 17- 38 tahun.
Generasi Z
Generasi Z adalah generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi.
Internet yang hadir di Indonesia pada 1990 dan pada 1994 Indonet hadir sebagai Penyelenggara Jasa Internet komersial perdana di negeri ini. Jadi, mari kita anggap Generasi Z Indonesia adalah mereka yang lahir pada pertengahan 1990-an sampai medio 2000-an.
Menurut Hellen Katherina dari Nielsen Indonesia, Generasi Z adalah masa depan.
Sejauh ini, Generasi Z dikenal sebagai karakter yang lebih tidak fokus dari milenial, tapi lebih serba-bisa; lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, lebih wirausahawan, dan tentu saja lebih ramah teknologi.
Kedekatan generasi ini dengan teknologi sekaligus membuktikan masa depan sektor tersebut akan semakin cerah di tangan mereka. Dari segi ekonomi, menurut survei Nielsen, Generasi Z sudah memengaruhi perputaran ekonomi dunia sebagai 62 persen konsumen pembeli produk elektronik. Ini dipengaruhi oleh kehidupan mereka yang sudah serba terkoneksi dengan internet.
Menyadari potensi tersebut, Connor Blakley, pemuda 17 tahun dari Amerika Serikat, mendapuk dirinya sebagai konsultan khusus Generasi Z, yang secara profesional siap membantu perusahaan-perusahaan untuk mengenali para konsumen terbesarnya ini.
Generasi Z adalah generasi paling berpengaruh, unik, dan beragam dari yang pernah ada,” kata Blakley dalam wawancaranya dengan Forbes.
Bagi Blakley, generasinya sudah jauh lebih beragam daripada milenial, bahkan di saat bersamaan lebih tidak peduli pada perbedaan tersebut. Sehingga promosi-promosi standar khas milenial dan cenderung seragam menjadi tidak laku untuk mereka.
Blakley bisa jadi benar bahwa kita tak bisa terus menyamakan Generasi milenial dengan Generasi Z. Kebanyakan dari generasi milenial adalah orang-orang yang setengah-setengah: setengah menikmati era sebelum internet, dan era sesudahnya. Bagi mereka, Wallstreet, Bioskop, Yahoo, Vinyl, dan barang lain yang khas generasi 90-an masih menarik. Sementara bagi Generasi Z, Netflix, Virtual Reality, dan Video Games jauh lebih menarik.
Dunia, mau tak mau, memang harus bersiap memasuki masa baru: saat milenial menua dan generasi Z mulai dewasa.
Jika Generasi Z pertama adalah mereka yang lahir pada 1995, artinya orang yang paling tua dari Generasi Z Indonesia sudah berumur 23 tahun sudah beranjak dewasa, sudah ikut pemilu, dan hal lain yang bisa memengaruhi ekonomi, politik, dan kehidupan sosial dunia masa kini.
Generasi Milenial (Y) dan Generasi Z sebagai Pemilih potensial dan pemula diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya pada pesta demokrasi di Indonesia Pilpres 2019 secara bijaksana dan tidak bersikap golongan putih (Golput), untuk turut menentukan masa depan Bangsa Indonesia.
Apabila kita melihat pada Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) pilkada serentak 2018 yang lalu, dari hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum ( KPU) menyentuh pada angka 160 juta jiwa lebih. terdiri dari laki-laki 80,6 juta jiwa dan perempuan 80,1 jiwa, kata Komisioner KPU Viryan Azis melalui pesan singkat, Senin (4/12/2017) seperti dilansir kompas.com.
Syarat menjadi pemilih di pilkada serentak 2018 yaitu Usia 17 Tahun atau telah memiliki KTP elektronik / surat keterangan, dan jumlah pemilih potensial Generasi Z ini akan terus bertambah pada pelaksanaan Pilpres 2019.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mengatakan kaum muda mempunyai peran sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa dan negara.
Berdasarkan data yang diterimanya menyebutkan ada 196,5 juta pemilih dalam Pemilu 2019 nanti. Dari jumlah itu 7,4 persen diantaranya atau sekitar 14 juta pemilih merupakan generasi muda yang memiliki hak pilih untuk pertama kalinya.
Jumlahnya sangat besar. Jangan sampai suara mereka tersia-siakan karena ketidakmengertian mereka terhadap penggunaan hak pilih, ujar Bamsoet saat menerima audiensi DPP Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) di ruang kerja Pimpinan DPR RI, Jakarta, Jumat (6/4/2018) yang dikutip dari Warta Kota.
Suara generasi milenial atau generasi Z sebagai pemilih pemula sangat menentukan dalam Pemilihan Legislatif mau pun Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019.
Pengamat Politik Voxpop Center Pangi S Chaniago menerangkan, jumlah pemilih Pemilu 2019 dari kalangan milenial sekitar 40 persen.
Mereka adalah pemilih pemula yang berusia 17-21 tahun.
Generasi milenial kunci kemenangan Pileg dan Pilpres 2019," ujar Pangi dalam diskusi bertajuk Partisipasi Generasi Milenial Dalam Pemilu 2019 di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (6/4/2018) yang dikutip tribunbatam.id
Generasi milenial memiliki sifat kreatif, percaya diri, tidak loyal serta tidak ingin menjadi objek politik. Generasi milenial bukan tipe yang mau diatur. "Mereka sangat erat kaitannya dengan media sosial”
Politik inklusif menjadi cara atau metode strategis untuk berpatisipasi dalam berpolitik, demokrasi, dan pemilu serta sosialisasi yang tepat sasaran.
Pemerintahan yang baru hasil Pilpres 2019 nanti, sudah harus mencermati generasi Y-Z tersebut, Semoga Indonesia menjadi lebih maju dengan menempatkan pemimpin Era Generasi Y dan Z minimal ditingkat Menteri, seperti halnya di Malaysia.
Yanis
Berbagai sumber