BMKG: Trend Gempa Menurun, Namun Gempa Susulan Masih Terjadi



Mataram, Beritainspiratif.com -Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Stasiun Geofisika Mataram merilis radius jangkauan tsunami jika terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil penelitian BMKG dengan para ahli di dunia, maksimum magnitudo gempa di Lombok mencapai 7,4 skala richter.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto mengatakan, jika maksimum gempa di Lombok adalah 7,4 magnitudo dan bila gempa tersebut terjadi di laut, akan berdampak pada terjadinya tsunami dengan radius 5 kilometer dari pantai.

“Sudah ada penelitian ahli-ahli di dunia bahwa maksimum magnitudo gempa di Lombok itu 7,4. Makanya, kami enggak kaget kalau ada gempa 7,0 kemarin. Sementara itu, jika 7,4 jangkauan tsunami mencapai lima kilometer,” ujarnya, Rabu 29 Agustus 2018.

Dia mengilustrasikan, jika tsunami terjadi di wilayah Pantai Senggigi dan Pantai Ampenan, maka jangkauan menyelamatkan diri dengan berlari di wilayah Cakranegara atau lebih jauh dari itu. Begitu pula di sepanjang pantai yang ada di Lombok, maka radius tsunami mencapai 5 km.

Kendati demikian dia mengatakan, gempa susulan di Lombok masih terus terjadi, namun dengan magnitudo yang lebih kecil dari gempa utama 7,0 dan 6,9 beberapa pekan lalu.

“Gempa masih terjadi, tetapi dengan magnitudo yang lebih kecil. Tetapi, tetap diperlukan kewaspadaan dari masyarakat,” ungkapnya dikutip VIVA.

BMKG mencatat tren gempa di Lombok saat ini mulai menurun. Energi pada patahan yang menyebabkan gempa utama telah habis dikeluarkan, namun gempa-gempa susulan masih akan terjadi untuk menstabilkan kembali patahan-patahan pada sumber gempa.

“Catatan kami trend gempa sejak tanggal 19 Agustus itu sudah mulai menurun. Kami berharap, patahannya kembali normal dan kami bisa beraktivitas kembali seperti biasa,” tuturnya.

“Kita juga memperkirakan energi yang ada di patahan Lombok Utara itu sudah terilis (terlepas)  semua. Kami melihat hampir lima gempa utama yang terjadi. Dari frekuensi gempa yang terjadi, dari energi sekarang yang sudah terlepas, kami hanya bisa menyimpulkan akan ada gempa-gempa susulan lagi baik yang terasakan maupun yang tidak dirasakan,” tutupnya.

(Kaka)

Berita Terkait