- Pendidikan
- 25 Nov 2024
Jakarta, Beritainspiratif.com - Kepala Lembaga Astronomi dan Penerbangan (LAPAN) Thomas Djamaluddin membenarkan nanti masyarakat di seluruh Indonesia bisa mengamati fullmoon dan supermoon sekaligus pada 21 Januari.
Menurut Thomas, supermoon merupakan purnama yang lebih besar dari rata-rata fenomena astronomi tersebut.
Kendati demikian, menurutnya dari segi astronomi tidak ada yang istimewa dengan fenomena purnama kali ini.
"Secara astronomi tidak ada keistimewaan [supermoon pada 21 Januari]. Namun publik tertarik mengamati supermoon, saat purnama terdekat," ungkapnya yang dilansir CNNIndonesia.
Saat supermoon, Bulan akan terlihat lebih besar dari ukuran normalnya. Bulan yang jaraknya 356.800 km dari akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi tahun depan.
Super moon akan membuat Bulan terlihat 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dibanding purnama lainnya.
Fenomena supermoon atau gerhana bulan total bisa diamati dari seluruh kawasan di Indonesia pekan depan.
Disamping supermoon, di saat yang sama juga akan terjadi fenomena blood moon. Namun Thomas mengatakan masyarkat di Indonesia tidak bisa melihat fenomena tersebut.
"Gerhana bulan total (blood moon) tidak bisa terlihat karena saat itu di Indonesia siang hari," ucapnya.
Warna merah pada blood moon disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer Bumi. Saat gerhana, atmosfer Bumi masih bisa menghantarkan cahaya matahari sehingga permukaan bulan nanti nampak kemerahan.
(Yanis)