UPI Akhiri KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix di Sektor 8 dengan Sinergi



Bandung, Beritainspiratif.com - Dalam melaksanakan programnya, mahasiswa tidak hanya menggunakan pendekatan akademis saja, tetapi juga menggunakan pendekatan non akademik, salah satunya pendekatan religius. Upaya yang dilakukan adalah penyuluhan, kerja bakti, dan kegiatan edukasi lainnya. Diharapkan, kegiatan ini sebagai motivasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih, tidak terbatas pada program Citarum Harum saja.

Hal ini terungkap dalam kegiatan Laporan Hasil dan Sosialisasi Program KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia di Sektor 8 Kecamatan Margaasih, Kutawaringin, Katapang Kabupaten Bandung di Aula Kantor Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (31/1/2019) yang dilansir dari laman resmi UPI.

Baca Juga:UPI-sampaikan-hasil-program-kkn-tematik-citarum-harum-pentahelix-di-sektor-7

Hadir dalam kesempatan tersebut Camat Kecamatan Margaasih, Kutawaringin, Katapang Kabupaten Bandung, DANRAMIL 0912/ SOREANG yang mewakili Dansektor 8 Kolonel Inf Belyuni Herliansyah, para Kepala Desa, dan Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UPI serta para Dosen Pembimbing Lapangan.

Camat Margaasih Drs. Asep Ruswandi M.S.i, menjelaskan bahwa di tahun 2018, pemerintah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum. Perpres ini lahir dilatarbelakangi oleh kondisi sungai Citarum yang kritis karena tercemar dan rusak oleh limbah dan sampah. Kondisi ini berlangsung puluhan tahun.

“UPI, melalui Program KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix secara khusus terlibat dalam program Citarum Harum, dan ini sudah yang kesekian kalinya. Kami atas nama masyarakat mengucapkan terima kasih kepada sivitas akademika UPI yang sudah memilih wilayah kami sebagai tempat kegiatan KKN. Diharapkan, apa yang sudah dikerjakan para mahasiswa betul-betul bisa memberikan manfaat dan mendorong percepatan untuk perbaikan dan pengembalian Sungai Citarum menjadi betul-betul bersih,” ungkapnya.

walaupun upaya yang dilakukan tidak semudah membalikan telapan tangan, ujarnya, namun karena perilaku masyarakat secara umum harus berubah. Progress Citarum Harum menuju arah yang lebih baik, diperlukan kesadaran dan komitmen semua elemen untuk melakukan karya nyata bagaimana memilhara lingkungan.

“Ditargetkan, sungai Citarum harus sudah benar-benar bersih dalam waktu 7 tahun. Oleh karena itu, semua stakeholder harus peduli dan berkontribusi dalam program ini. Mahasiswa KKN UPI diharapkan masih dapat berkontribusi tanpa henti untuk kerja nyatanya,” harapnya.

Sementara itu, DANRAMIL 0912/ SOREANG MAYOR CAJ (K) RINA MARTIANI, S.Pd., yang mewakili Dansektor 8 Kolonel Inf Belyuni Herliansyah, menyampaikan bahwa apa yang sudah didedikasikan oleh seluruh mahasiswa UPI bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan secara kerja nyata yang sudah diikrarkan oleh mahasiswa KKN UPI, sehingga tidak berhenti di tempat.

Lebih lanjut dijelaskan,”Menurut Kolonel Czi Aby Ismawan (Dansektor 8 sebelumnya), seluruh elemen masyarakat di dalam pentahelix telah berhasil membersihkan gunungan sampah menjadi taman yang asri dan indah, membongkar 800 bangunan liar di sepanjang DAS Citarum, sehingga tanahnya bisa dimanfaatkan untuk mendukung program Citarum Harum.

Kami juga ucapkan terima kasih kepada UPI atas penanaman 500 bibit pohon di sepanjang DAS Citarum. Diharapkan, mahasiswa dapat terus mengembangkan kreatifitasnya dan berkontribusi dalam pelestarian sungai Citarum. Sinergitas yang sudah terbangun diantara komponen pentahelix dapat lebih memperkokoh kemanunggalan TNI dan rakyat serta pemerintah sehingga bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan.”

Melalui kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya melakukan beberapa langkah yang akan dilakukan, seperti penanaman pohon disepanjang DAS Citarum, me-reedukasi sikap perilaku masyarakat dengan menyentuh anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, kemudian Karang Taruna dan lain sebagainya. Kita fokus pada aksi pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce, danRecycle) menggunakan incinerator, dan ditegaskan kembali bahwa mesin tersebut merupakan solusi sementara hingga perilaku masyarakat benar-benar berubah.

Diungkapkannya,”Hari ini kita berada di lokasi ini adalah untuk melaporkan Hasil Program KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix Mahasiswa UPI di Sektor 8 Kecamatan Margaasih, Kutawaringin, Katapang Kabupaten Bandung yang sudah dilaksanakan selama 40 hari. Jika kita melihat dari sisi tema KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix, pentahelix ini dimaksudkan agar program kerjanya terpadu, ada sinergitas antara akademisi, pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, dan media massa, untuk merubah sikap perilaku masyarakat di dalam pengelolaan sampah.

Akademisi mempunyai sumber daya manusia, ujarnya, yaitu ada 17 kelompok mahasiswa KKN UPI yang diterjunkan di Sektor 8, di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan sebanyak 7 DPL, dari jumlah keseluruhan 660 mahasiswa untuk periode Januari 2019 ini, sementara itu di Sektor 7 ada 27 kelompok mahasiswa KKN UPI.

“Dalam kegiatan ini para mahasiswa melaporkan hasil kegiatan KKN-nya sebagai bentuk tanggung jawab atas program yang sudah dilakukan untuk disebarluaskan melalui media massa, agar program Citarum Harum terus digemakan dan dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga terjadi perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah,” tegasnya.

Di Sektor 8 ini, lanjutnya, UPI fokus menanam bibit mangga, lengkeng, dan nangka di sepanjang DAS yang kini tingginya sudah mencapai 1,5 meter, dan secara berkala akan ditinjau serta dilanjutkan perawatannya melalui program yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat yaitu pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa.

Dikatakannya,”Berikutnya diselenggarakan program KKN Sepanjang Tahun, dimana mahasiswa KKN tersebut akan terus mendampingi masyarakat sepanjang waktu. Dengan kehadirannya sepanjang waktu, diharapkan mereka bermitra dan belajar dengan masyarakat, dan program Citarum Harum bisa tuntas, pungkasnya.

(Yanis)

Berita Terkait