- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung,Beritainspiratif.com - Sebanyak enam BUMN klaster National Defence and Hightech Industry (NDHI) melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2018.
RUPS dipimpin oleh Deputi Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media (PISM), Fajar Hary Sampurno di Gedung Wisma Antara, Jakarta, Jum'at (10/5/2019).
Rilis PT Len Industri (Persero) menyebutkan, BUMN ini meraih pendapatan terbesar dari enam BUMN lainnya yaitu PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT INTI (Persero), dan PT Industri Nuklir Indonesia (Persero).
Deputi Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media, Fajar Hary Sampurno
mengatakan kinerja BUMN anggota NDHI tahun 2018, semakin membaik dibanding tahun sebelumnya.
Len Industri bersama Dahana dan Pindad juga memberikan dividen bagi pemegang saham.
RUPS tersebut memutuskan, Len Industri memberikan dividen kepada negara sebesar Rp. 12 milyar atau 9,01% dari laba bersih, atau angka terbesar yang pernah diberikan Len Industri kepada pemegang saham.
Kinerja Moncer di Tahun 2018
Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin menuturkan, OT Len Industri berhasil melewati tahun 2018 dengan sangat baik.
PT Len Industri membukukan pendapatan sebesar Rp.5,3 triliun atau meningkat 25,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 4,25 triliun. Pendapatan sebesar itu 24,67% lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
Sedangkan NPM (Net Profit Margin) mencapai angka 2,5% atau Rp.133 Milyar. "Laba bersih ini meningkat sebesar 117% dari tahun 2017 yang mencapai Rp61 milyar, atau 12,55% lebih tinggi dari target," katanya.
Dijelaskan Zakky, lini bisnis Sistem Transportasi memberikan kontribusi paling tinggi, menyumbangkan 68,68% dari total pendapatan perusahaan. Diikuti oleh Lini Bisnis ICT sebesar 13,9%, Elektronika Pertahanan sebesar 9,82%, Renewable Energy sebesar 6,01%, serta Sistem Navigasi sebesar 1,4%.
“Kontribusi pendapatan konsolidasian tahun 2018 berasal dari proyek-proyek multi years tahun sebelumnya, serta proyek-proyek baru, terutama dari pembangunan Skytrain, Light Rail Transit (LRT), Sistem Pertahanan Udara Starstreak, dan pembangunan Papala Ring Paket Tengah,” imbuh Zakky.
Terealisasinya beberapa sinergi antar BUMN selama tahun berjalan, juga memperkuat kekompakan serta keselarasan dalam mendukung program pembangunan infrastruktur.
Ini tercermin dari keberhasilan penyelesaian proyek-proyek strategis secara tepat waktu, yakni LRT Sumatera Selatan dan Skytrain Bandara Internasional Soekarno Hatta.
"Sinergi akan menjadi tonggak dimulainya peluang tindak lanjut kerjasama penyelesaian proyek sejenis di wilayah kota-kota besar lainnya, bahkan hingga ke level internasional sangat terbuka," ucap dia.
Program Strategis Perusahaan
Ia mengungkapkan, sepanjang tahun 2018 Len Industri melakukan beberapa program strategis yaitu perubahan visi, misi, dan budaya perusahaan serta peningkatan brand awareness untuk kompetensi dan produk. Selain itu, program pengambangan market Non-APBN dan model bisnis baru.
“Dari tahun ke tahun kita selalu berinovasi meningkatkan porsi presentase Non-APBN. Realisasinya antara lain dengan sinergi BUMN, berupa penggarapan proyek infrastruktur seperti Skytrain Basoetta, LRT Jakarta, LRT Sumatera Selatan, serta LRT Jabodebek," imbuhnya.
Sementara penetrasi ke pasar luar negeri di Asia dan Afrika, untuk lini bisnis transportasi perkeretaapian dan energi. Dalam hal ini Len bersama BUMN lain membentuk IRDC atau Indonesia Railway Development Consortium. Sedangkan model bisnis baru berupa bisnis managed service, antara lain berupa penyediaan SMART KIOSK di outlet-outlet Bank BNI.”
Seiring dengan perkembangan positif bisnis yang ada, langkah revitalisasi dan pengembangan fasilitas produksi juga dilakukan demi menjaga roda pertumbuhan perusahaan terus berjalan. Antara lain dengan membangun Pabrik Alkom Pertahanan dan Kantor Manajemen di kawasan Len Technopark di Subang untuk meningkatkan kapabilitas produksi produk pertahanan.
“70% atau sekitar 351 orang karyawan kita berusia 20-39 tahun, ini sangat bagus buat perusahaan. Untuk itu kita mengadakan Millenovation Award sebagai ajang lomba inovasi bagi para milenial, bisa berupa inovasi produk, proses, maupun sistem kerja. Jadi semua bisa langsung berkontribusi, yang penting adalah added value dan originalitas idenya,” tambah Zakky.
Program strategis lanjut Zakky, berupa inovasi produk dan proses. Setidaknya ada 5 produk baru yang dikenalkan tahun lalu berbarengan dengan acara HUT Len ke-27. Mereka adalah Radio Alkom Handheld & Manpack, LenTERA, Radar Len S-200, traksi elektrik LenDynatron, dan LenSOLAR.
LenSOLAR merupakan Solar Rooftop atau Sistem Tenaga Surya yang biasa dipasang di atap, untuk memenuhi kebutuhan listrik perumahan maupun perkantoran. Sehingga produk ini dapat menghemat tagihan listrik hingga 30% bagi yang memasangnya.
Kemudian, dua program strategis lainnya yakni digitalisasi manajemen operasi berupa penerapan sistem teknologi informasi terintegrasi (ERP), serta Program Pengembangan SDM.
"Setidaknya sudah ada 20 insinyur Len Industri dan anak perusahaan, yang sudah menerima sertifikasi AER (ASEAN Engineers Register), pungkasnya.
[Ida]