- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung,Beritainspiratif.com - Angka pengangguran terbuka di Jawa Barat dalam lima bulan terahir, menujukkan penurunan cukup signifikan namun Jawa Barat masih menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, pada Agustus 2018 jumlah pengangguran di Jawa Barat 1,8 juta orang lebih atau 8,2% dari jumlah penduduk. Namun pada Februari 2019, BPS merilis angka pengangguran turun menjadi 7,2%.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat M.Ade Afriandi, guna menekan angka pengangguran tersebut, pemprov Jabar memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi warga Jawa Barat untuk bekerja di luar Jawa Barat termasuk keluar negeri melalui program migran juara.
"Migran juara adalah semua tenaga kerja yang memiliki daya saing, kompetitif dan bisa mengisi jabatan-jabatan pasar kerja tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri," kata Ade usai membuka pelatihan calon pekerja migran Indonesia angkatan I di gedung BLK PMI jalan Soekarno Hatta kota Bandung, Kamis (20/6/2019).
"Peserta didik angkatan pertama ini, harus menjadi pionir migran juara. Kita harus merubah image, bahwa pekerja migran itu bukan asisten rumah tangga," ujarnya.
Ade menuturkan, pemprov Jabar tidak hanya melakukan rekrutmen calon pekerja migran sampai ditempatkan diluar negeri, tapi juga mendaya-gunakan mereka setelah habis masa kontrak dan kembali ke tanah air.
Untuk itu, di kota Bandung akan dibangun gedung Jabar Migran Service Center yang akan dilengkapi dengan system navigasi.
"Gedung ini dilengkapi dengan sistem navigasi yang akan menjadi big data center. Pergerakan pekerja migran akan terpantau, kapan mereka pulang kita sudah tau. Ini merupakan upaya pemprov Jabar dalam memberikan perlindungan kepada warganya sebagai tenaga kerja tetutama pekerja migran. Pak Gubernur (Ridwan Kamil) sangat konsisten untuk membangun gedung ini ," tutur dia.
Ia menambahkan, saat ini tercatat sekitar 7.000 pekerja migran asal Jawa Barat, mayoritas bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Pelatihan calon pekerja migran angkatan I tahun 2019, berlangsung selama 21 hari untuk sektor manufaktur dengan tujuan negara Jepang. Pesertanya 20 orang dari 10 kabupaten di Jawa Barat.
Menurut Kepala Balai Latihan Kerja Pekerja Mugran Indonesia H. Teguh Khasbudi, pelatihan diwelenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas calon pekerja migran Indonesia asal Jawa Barat.
"Dengan pelatihan ini, calon pekerja migran asal Jawa Barat, memiliki daya saing dan kompetensi yang sesuai dengan persyaratan kerja di negara tujuan," ucap Teguh. (Ida)