- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung,Beritainspiratif.com - Angka serapan peserta pelatihan yang sudah memiliki sertifikasi kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Provinsi (LSP) Jawa Barat, masih rendah.
Kepala Disnakertrans Jawa Barat M. Ade Afriandi mengungkapkan, hasil kunjungan ke BLK Kompetensi menunjukkan kurang dari 30 persen lulusan pelatihan yang diserap oleh industri.
Dari seluruh peserta yang sudah memiliki sertifikasi pelatihan dan sertifikasi kompetensi dalam satu angkatan, hanya 24 persen yang diserap oleh industri. Bahkan pada pelatihan berikutnya turun, menjadi hanya 16 persen.
"Hal itu menjadi pertanyaan besar bagi saya. Kenapa ? Ternyata, peserta pelatihan tidak diberi pemahaman tentang perjanjian pekerjaan. Akibatnya, setelah direkrut oleh industri mereka tidak melanjutkan pekerjaan dengan berbagai alasan. Industrinya kecewa dan menegur balai," ungkap Ade kepada wartawan, usai membuka Pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia Jabatan Manufaktur negara tujuan Jepang, di Bandung, Kamis (8/8/2019).
Menurut Ade Afriandi, Balai Latihan Kerja (BLK) Kompetensi sudah melakukan upaya agar setelah lulus alumninya dapat diserap oleh industri dan siap kerja.
"Yang sudah mendapat sertifikat kompetensi keahlian, kita jadikan best practice dalam pelatihan di season terahir. Mereka menceritakan manfaat pelatihan dan susahnya juga disampaikan, tapi untuk memberi semangat. Nyatanya masih belum menggembirakan karena mentalnya masih seperti itu," papar dia.
Kedepan lanjut Ade, pihaknya akan menyisipkan Hubungan Industrial dalam materi pelatihan. Proses reqruitment calon peserta pelatihan juga dirubah. Selama ini kata Ade, kabupaten kota nengirim calon peserta pelatihan sesuai quota, tanpa diketahui proses reqruitmentnya seperti apa.
"Sekarang kita rubah menjadi open reqruitment (seleksi terbuka), dengan tetap memberitahukan kabupaten/ kota. Dari sini kita akan tahu seberapa besar minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan dan yang mencari pekerjaan," ujarnya.
Open reqruitment lanjut Ade, telah dimulai oleh Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLKPMI) pada pelatihan calon pekerja migran Indonesia jabatan manufaktur penempatan negara Jepang angkatan ke tiga tahun 2019.
"Dalam satu minggu dibuka sebanyak 1.500 orang mendaftar untuk jadi peserta pelatihan. Hal itu menunjukkan tingginya minat untuk mengikuti pelatihan," pungkas Ade.
Kepala BLKPMI H. Teguh Khasbudi melaporkan pelatihan diikuti 20 peserta, terdiri atas lulusan SMA, SMK dan S1 dari Kabupaten Bandung Barat, Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Sukabumi.
"Mereka akan mengikuti pelatihan selama 21 hari," ucapnya. (Ida)