- Ragam
- 30 Oct 2024
Cirebon, Beritainspiratif.com - Letaknya yang strategis, membuat koperasi serta usaha kecil dan menengah tumbuh di Kota Cirebon. Namun mereka selalu mengalami kesulitan dari sisi permodalan.
Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Anwar Sanusi S.Pd., M.Si, menjelaskan jika secara geografis, Kota Cirebon letaknya sangat strategis. “Khususnya saat kita berbicara mengenai transportasi,” ungkap Anwar, usai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Inisasi Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah Dana Bergulir (BLUD-DB) yang Difasilitasi di Kota Cirebon, Kamis, 08 Agustus 2019.
Selain dekat dengan BIJB Kertajati, dilintasi tol hingga dilintasi oleh double track kereta api. Kondisi ini menurut Anwar menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.
Sehingga akhirnya muncullah koperasi serta sejumlah usaha kecil dan menengah. “Kontribusi mereka juga tidak sedikit untuk pendapatan, termasuk pendapatan di daerah,” ungkap Anwar.
Namun terdapat beberapa permasalahan terkait keberadaan mereka. Diantaranya rendahnya produktivitas, terbatasnya akses UMKM pada sumberdaya produktif, masih rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi, tertinggalnya kinerja koperasi serta kurang kondusifnya iklim usaha.
Karena itu pemerintah daerah berkewajiban untuk melaksanakan pemberdayaan secara optimal dan terintegrasi terhadap usaha ekonomi kerakyatan. “BLUD-DB ini nantinya bisa menjadi alternatif atau solusi pelaku usaha dalam mengembangkan usaha mereka,” ungkap Anwar.
Untuk itu diharapkan adanya penataan sistem serta jaringan kerjasama terintegrasi untuk bisa meningkatkan efektivitas penyaluran dana bergulir. “harapannya tentu agar semakin banyak koperasi dan umkm yang bisa memanfaatkan dana bergulir tersebut,” ungkap Anwar.
Sementara itu Asisten Deputi Pembiayaan non Bank dan Perpajakan, Kementrian Koperasi dan UKM, Santoso, menjelaskan jika koperasi dan umkm merupakan unit terbesar yang menyumbang pendapatan dan menyerap tenaga kerja cukup besar di Indonesia. Tercatat jumlah umkm di Indonesia saat ini sudah mencapai 62,9 juta dengan penyerapan tenaga kerja yang juga besar.
“Hampir 2/3 penduduk indonesia tergantung umkm dan koperasi,” ungkap Santoso.
Namun ada permasalahan dari keberadaan koperasi dan umkm. Diantaranya permasalahan pembiayaan. Karena itu mereka terus mendorong terbentuknya BLUD-DB di daerah sebagai solusi untuk permasalahan tersebut.
“Tujuannya tentu untuk membuka akses pembiayaan koperasi dan umkm yang ada di Kota Cirebon,” ungkap Santoso.
Untuk pembentukan BLUD-DB di Kota Cirebon diakui Santoso masih membutuhkan proses yang cukup panjang. Diantaranya harus terlebih dahulu melakukan rapat koordinasi, adanya kajian akademis, nanti juga dibuatkan perdanya, struktur organisasi dan lainnya.
“Namun minimal, peluang untuk membuat BLUD-DB di Kota Cirebon ini potensinya cukup besar,” ungkap Santoso. Sehingga pihaknya terus mendorong agar BLUD-DB bisa terbentuk di Kota Cirebon. (Yones)