- Pemilu & Pilkada
- 23 Nov 2024
Bandung,Beritainspuratif.com - Bio Farma sebagai perusahaan lifescience kelas dunia berdaya saing global, telah menjajaki perubahan dunia industri yang memasuki industri 4.0.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Bio Farma mulai menyusun strategi dalam hal penelitian dan pengembangan, proses produksi dan supply chain value, yang memanfaatkan big data dan artificial intelligence.
Untuk itu perusahaan plat merah ini berkolaborasi dengan Direktorat Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian RI, melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk melaksanakan kerja sama dalam bidang pilot project implementasi Industri 4.0, yang bertujuan untuk mendukung program pemerintah.
Baca Juga:Sea-games-2019-bio-farma-beri-vaksin-polio-untuk-kontingen-indonesia
Penandatanganan MOU dilakukan oleh Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Industri RI, Taufiek Bawazier dan Direktur Operasi Bio Farma, M. Rahman Roestan Oktober 2019 lalu.
Implementasi industri 4.0 ditandai dengan penyerahan MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, pada Selasa (19/11/ 2019).
Menurut Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian RI, Muhammad Khayam,
MoU ini merupakan Pilot Project untuk melihat dan mendapatkan gambaran terkini terkait profil dan kinerja perusahaan dan potensinya menuju platform industri 4.0,
“Industri Farmasi di Indonesia, memiliki value added yang sangat tinggi, sehingga pemerintah menaruh perhatian khusus kepada industri ini, dengan dikeluarkannya Inpres No 6 Tahun 2016," katanya.
M. Khayam menuturkan Bio Farma sebagai bagian dari Industri Farmasi, terpilih menjadi salah satu perusahaan yang mewakili IKFT untuk dijadikan percontohan industri yang siap bersaing di era 4.0.
"Kami harap kesiapan Bio Farma dalam menghadapi persaingan di era internet of things (IoT) ini, bisa di aplikasikan di industri lainnya," ucap dia.
Sementara itu Direktur Operasi Bio Farma, M. Rahman Roes menuturkan untuk masuk ke industri 4.0, Bio Farma sudah mempersiapkan teknologi terbaru di era disruptive, seperti Electronic Batch Record (EBR) yang menggunakan teknologi komunikasi sebagai landasannya.
Hal lainnya yang disiapkan oleh Bio Farma adalah melakukan inovasi, dan kolaborasi untuk bisa bersaing di era ini.
"Kunci dari industri 4.0 adalah connectivity dimana elemen – elemen yang terlibat didalamnya, harus saling terhubung dan terintergrasi. Hal yang sudah kami lakukan adalah berkolaborasi dengan Akademesi, Pemerintah, dan Lembaga penelitian baik dalam maupun luar negeri, untuk keperluan transfer teknologi dengan tujuan akhir penemuan produk baru," ujar Rahman.
Rahman menambahkan, Bio Farma sudah menambahkan infrastruktur terkait 4.0, antara lain dengan menyiapkan master plan IT untuk mendukung industry pharma 4.0, dan membuat pengembangan sistem atau aplikasi pendukung industry 4.0, termasuk kerja sama riset dengan Universitas membuat Proof of Concept IoT (Internet of Things). (Ida)