- Pemilu & Pilkada
- 23 Nov 2024
Surabaya, Beritainspiratif.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Pengukuhan Guru Besar Bidang Sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (29/2).
“Saya ingin menyampaikan selamat kepada KH. Asep Saifuddin Chalim atas pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Sosiologi UIN Sunan Ampel,” ujar Presiden Jokowi awali sambutan.
Guru besar, menurut Presiden, adalah bentuk pengakuan akademik tertinggi atas kontribusi Kiai Asep dalam mengembangkan studi Islam dan metode pendidikan yang inovatif untuk membangun umat dan bangsa.
“Saya mengikuti terus perjuangan beliau Bapak Kiai Asep dalam mengembangkan dan mewujudkan manusia unggul dan berakhlakul karimah,” tutur Presiden.
Bukan hanya melalui pemikiran-pemikiran yang disampaikan di banyak kesempatan, lanjut Presiden, tetapi yang lebih penting lagi adalah melalui kiprah dan karya yang diciptakan.
“Saya pernah membaca salah satu buku karangan Kiai Asep judulnya Aswaja, sebuah buku yang sangat apik yang menekankan pentingnya pendidikan keagamaan yang benar dalam keluarga supaya kita terhindar dari pemikiran dan kepercayaan yang menyimpang di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini,” tambahnya.
Perkembangan dunia saat ini tidak hanya mempengaruhi perilaku keagamaan seseorang, tetapi juga berpengaruh pada kepercayaan seseorang pada sebuah ideologi tata negara dan kehidupan sosial kita. Saat ini, menurut Presiden, dengan mudah menyaksikan gerakan-gerakan ekstremis muncul yang bahkan memicu peperangan dan konflik di beberapa negara.
“Di sinilah pendidikan moderasi yang dianut warga NU (Nahdatul Ulama) dan dikembangkan Kiai Asep sangat relevan untuk kita aplikasikan. Pendidikan yang mengusung nilai-nilai dan karakter Tawazun, I’tidal, dan Tasamuh,” tambahnya.
Nilai-nilai dan karakter tersebut, sambung Presiden, menjadi kekuatan pendidikan dalam menjaga Pancasila dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merawat persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun masyarakat yang madani, serta menyaksikan kiprah dan karya nyata di masyarakat.
“Bapak Kiai membangun pesantren dari nol sampai menjadi Pesantren besar seperti sekarang ini, Pesantren Amanatul Ummah Siwalankerto dan di Pacet. Saya pernah ke sana, dan sekarang informasi yang saya dapatkan sudah memiliki lebih dari 10 ribu santri,” imbuh Presiden.
Tidak hanya itu, menurut Presiden, Kiai Asep juga mendirikan sebuah institut yang membuka layanan pendidikan sarjana dan pascasarjana, sebagian mahasiswanya berasal dari beberapa negara, memberikan banyak beasiswa, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswanya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga garis bawahi soal kewirausahaan yang diperhatikan oleh Kiai Asep dalam meningkatkan kualitas guru dan pesantren sebagai ketua umum Persatuan Guru NU (Pergunu). Ia menambahkan bahwa banyak program dan inovasi yang dilakukan, seperti pengembangan metode pembelajaran dan peningkatan fasilitas pesantren.
“Tadi beliau juga sudah banyak menyampaikan mengenai metode pembelajaran dan dimenangkannya banyak award dari negara-negara lain kepada santri-santri yang beliau didik serta penguatan keterampilan bagi para guru dan santri,” tambahnya.
Kepala Negara juga mendengar anggota Pergunu didorong untuk membuat gerakan Teacherpreneur, pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan, menerapkan kearifan lokal, dan sudah memanfaatkan teknologi digital yang itu semua adalah kiprah yang layak untuk diapresiasi.
Pembangunan SDM Terkait pembangunan sumber daya manusia (SDM), Presiden sampaikan bahwa ke depan SDM Indonesia harus mampu menghadapi tantangan dunia saat ini, semakin unggul, dan kompetitif, sehingga mampu menjadi motor penggerak transformasi bangsa mewujudkan Indonesia maju. Dalam berbagai kesempatan, Kepala Negara mengaku sering mengingatkan dunia sudah berubah sangat cepat, super cepat bahkan terdisrupsi, cara-cara lama, cara-cara lama yang sudah usang, cara-cara lama yang cepat usang, skil-skil baru, kemudian cara-cara baru sangat dibutuhkan sekarang ini.
“Sekali lagi, skil-skil baru dan cara-cara baru sangat dibutuhkan saat ini, di era yang semakin kompetitif insan Indonesia harus punya kompetensi-kompetensi baru. Tidak hanya menguasai soft skill tetapi juga hybrid skill, keterampilan teknis dan keterampilan sosial dan inovasi,” tutur Presiden.
Keterampilan yang ada pun, menurut Presiden, perlu di-upscalling, juga perlu di-rescalling untuk mengikuti kebutuhan baru dan teknologi baru serta sistem kerja yang baru. Oleh karena itu, Presiden minta seluruh lembaga pendidikan sekolah, universitas, termasuk UIN, juga pesantren, dan madrasah harus me-review kembali kurikulum, harus membuat konten-konten pelajaran baru, harus membuat metode-metode pembelajaran baru, dan mencetak lulusan yang terampil, yang unggul, dan berakhlak mulia.
“Itulah yang disebut oleh Kiai Asep sebagai manusia yang unggul, yang mutu, dan berakhlakul karimah. Itulah yang menjadi perjuangan Kiai Asep yang dibuktikan dalam pemikira-pemikiran beliau, yang dibuktikan dengan aksi-aksi yang nyata beliau,” tambah Presiden.
Pada bagian akhir pengantar, Presiden menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas kontribusi Kiai Asep dalam membangun masyarakat dan dalam membangun umat dan juga terima kasih pada UIN Sunan Ampel yang telah memberikan gelar akademik tertinggi kepada Kiai Asep sebagai Guru Besar.
“Terakhir yang ingin tegaskan di sini bahwa mulai saat ini, saya akan memanggil Kiai Asep dengan gelar yang lengkap Prof. Dr. K.H. Asep Saifuddin Chalim,” pungkas Presiden. *
Laman resmi Setkab RI