- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Di tengah pandemik COVID-19, ventilator menjadi salah satu alat bantu medis yang dibutuhkan mengingat jumlahnya terbatas.
Ventilator merupakan alat yang dapat membantu pasien yang kesulitan bernapas agar mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Dan saat ini, tidak semua Rumah sakit memiliki ventilator yang cukup, mengingat harga ventilator yang sangat mahal.
Melihat kondisi tersebut, Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan YPM Salman ITB dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran mengembangkan ventilator yang dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis.
Dilansir dilaman resmi ITB, Tim yang diketuai oleh Dr. Syarif Hidayat, Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), tersebut kini tengah mengembangkan purwarupa produk ventilator darurat yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia). Dosen dari Kelompok Keahlian Ketenagalistrikan yang juga merupakan pembina YPM Salman ITB, itu telah diminta untuk mempresentasikan rencana pengembangan ventilator tersebut pada video conference dengan Wakil Menteri BUMN dalam agenda presentasi dan pembahasan alat ventilator.
“Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (jika pasien covid-19 pada gejala klinis tahap 2) , bukan diperuntukkan bagi pasien ICU,” ujar Jam’ah Halid selaku Manajer LPP Salman yang turut serta dalam pengembangan ventilator tersebut.
Prototype Vent-I telah dipresentasikan di depan dokter senior Fakultas Kedokteran Unpad. Pada Presentasi awal terdapat tiga fungsi yang didemonstrasikan, yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), CPC (Continuous Pressure Control), dan SPC (Synchronize Pressure Control).
“Pertemuan ini merupakan pertemuan kami yang ketiga dan tim dokter sangat mendukung pengembangan vent-I dan menyarankan terlebih dahulu untuk mengembangkan fungsi CPAP yang saat ini dibutuhkan oleh pasien COVID 19” jelas Jam’ah.
Fungsi CPAP pada ventilator tersebut dapat digunakan oleh pasien yang mengalami sesak namun masih dapat bernapas sendiri agar tidak sampai harus dirawat di ICU.
Tindak lanjut setelah pertemuan tersebut adalah kementerian kesehatan menugaskan Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan (BPFK) untuk melakukan serangkaian pengujian Vent-I. Target awal dari Tim adalah membuat 100 buah Vent-I secara in house untuk disumbangkan ke Rumah Sakit yang membutuhkan. (*)