- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Mengubah kebiasaan hidup bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan komitmen kuat untuk melaksanakannya.
Demikian pula dengan rencana penerapan new normal di Jawa Barat.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Daddy Rohanady mengatakan, penerapan tatanan new normal atau normal baru
sesungguhnya juga menimbulkan pro-kontra.
Hal itu menyisakan banyak PR (Pekerjaan Rumah). Semua warga masyarakat diharapkan ikut atau taat pada "kehidupan berkebiasaan baru".
"Kita terpaksa menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru berprotokol kesehatan," ucap Daddy di Bandung, Jum'at (29/5/2020).
Menurut Daddy kebiasaan mencuci tangan, bukan hal aneh. Sejak kecil sudah ditanamkan kebiasaan itu. Bedanya, dalam era the new normal, kebiasaan itu frekwensinya menjadi lebih banyak. Ada sesuatu yang agak baru, yakni "social distancing" yang kemudian dipadankan dengan "jaga jarak".
"Meskipun pada awalnya masyarakat menolak menjaga jarak, sekarang tidak lagi. Masalahnya orang Indonesia pada umumnya inklusif, sedangkan jaga jarak berkonotasi eksklusif," ujarnya.
Selain itu, lanjut Daddy masyarakat juga diharapkan selalu bermasker. Padahal, itu masih terasa janggal karena selain wajah tak tampak secara utuh, suara pun menjadi kurang jelas ketika bicara.
"Masalahnya ada lagi, yakni soal kerumunan. Lha kalau di terminal, stasiun, bandara, atau pelabuhan ? Pengendalian situasi itu menjadi tugas tambahan buat para petugas di masing-masing
lokasi," kata Daddy.
Daddy memahami penularan virus Covid-19 sangat cepat, sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka, harus diantisipasi. "Maka, tidak aneh jika ada yang menjulukinya virus kerumunan," ucapnya.
(Ida)