- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bogor, Beritainspiratif.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selaku
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat, melakukan inspeksi ke Taman Safari Cisarua Bogor, Jum'at (26/6/2020) untuk memantau kesiapan wisata konservasi tersebut memasuki era new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menyusul tidak diperpanjangnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Provinsi Jawa Barat yang berahir Jum'at (26/6).
Baca Juga:Wajib-pajak-yang-bantu-pemerintah-perangi-covid-19-berhak-dapatkan-5-fasilitas-pph
Dalam inspeksinya Ridwan Kamil didampingi Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar Dedi Taufik Kurrohman.
"Saya mengapresiasi protokol kesehatan yang telah diterapkan pengelola wisata, dengan menjual tiket secara online. Jadi tidak bersentuhan dengan tiket dan uang cash. Nah, ini harus dijadikan new normal atau kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran covid-19," ujarnya.
Ridwan Kamil juga, meminta pengelola Taman Safari tidak dahulu mengoperasikan bus safari membawa pengunjung mengelilingi kawasan. Hal itu untuk menghindari percampuran antara orang-orang yang tidak dikenal.
"Jadi yang boleh hanya mobil pribadi, jangan dulu mobil sapari," imbuhnya.
Ia menambahkan, pada tahap satu pembukaan obyek wisata, warga dari luar sementara jangan dulu masuk ke Jawa Barat sampai situasi bebar-benar membaik.
"Kita sudah baik dalam mengontrol kasus infeksi (covid19) secara lokal, tapi kita punya kehawatiran kasus impor dari perjalanan orang dari luar Jabar yang belum diketahui sejarah perjalanannya. Jadi Jabar per hari ini (26/6) belum membuka kunjungan wisatawan dari luar hingga situasi kondusif," tandasnya.
Pada hari yang sama Ridwan Kamil juga meninjau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline di Stasiun Bojonggede Kota Bogor.
Didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Ridwan Kamil mengecek loket, peron, salah satu gerbong kereta serta pelaksanaan rapid test yang digelar oleh Gugus Tugas Jabar.
Baca Juga:interaksi-pekerja-di-ruangan-yang-lama-berpotensi-terjadinya-penularan
Ridwan Kamil mengatakan dengan pembatasan kapasitas KRL dan jaga jarak antar penumpang, perlu solusi dalam mengatasi calon penumpang yang tidak terangkut oleh KRL.
"Masalahnya karena kapasitas (KRL) dikurangi, maka sisanya itu (yang belum tertampung) harus segera dicarikan solusinya. Kemarin ada bantuan bus, termasuk dari Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta) tapi masih kurang. Sehingga solusinya adalah tes yang naik kereta apakah ada yang positif. Jika tidak ada, kita mengusulkan kapasitas dalam gerbong bisa lebih padat," ucapnya.
"Tapi jika ditemukan banyak yang positif, berarti tetap dilakukan seperti ini (pengurangan kapasitas). Mudah-mudahan hasil (tes) tidak banyak yang positif, sehingga Kang Bima sebagai wali kota bisa mengusulkan dalam satu gerbong persentase (penumpang) diperbesar," tambahnya.
Dalam agenda tersebut, Ridwan Kamil memaparkan bahwa Angka Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 di Jabar sudah enam minggu berada di bawah angka 1.
Berdasarkan data terbaru Gugus Tugas Jabar, angka Rt Jabar pada 20 Juni yaitu 0,9. Per tanggal 23 Juni adalah 0,92. Sementara rata-rata Rt dari 7 Juni sampai 20 Juni yaitu 0,71.
"Mudah-mudahan keterkendalian Adaptasi Kebiasaan Baru atau new normal bisa pelan-pelan berimbang. Kita tidak mengurangi yang namanya kewaspadaan. Oleh karena itu rapid test juga dilengkapi dengan Mobile PCR. Jadi kalau 10 menit ada yang reaktif, langsung dibawa ke mobil untuk di-swab. Ini akan menguatkan keyakinan Kota Bogor apakah rakyatnya aman dan nyaman dalam proses adaptasi," pungkasnya.
(Ida)