- Pemilu & Pilkada
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Jumlah hewan kurban di Jawa Barat pada hari raya Idul Adha 1441 H, diperkirakan mengalami kenaikan seiring dengan penundaan ibadah haji tahun ini akibat pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Jafar Ismail mengatakan, dalam kondisi normal jumlah hewan kurban rata-rata naik 30 persen.
Tahun ini kenaikannya diperkirakan lebih tinggi, karena jemaah calon haji yang tertunda ibadahnya kemungkinan akan berkurban di daerah masing-masing.
Tahun 2019 lalu jumlah hewan kurban se Jawa Barat sebanyak 331 ribu ekor, 62 persen domba sisanya sapi, kerbau dan kambing.
"Kita bekerjasama dengan para peternak untuk memenuhi permintaan masyarakat yang akan berkurban. Hewan kurban tersebut berasal dari Jawa Barat, Lampung dan Jawa, Tengah," katanya di Gedung Sate kota Bandung, Jumat (10/7/2020).
Menurut Jafar Ismail, transaksi penjualan maupun pembelian hewan qurban, harus memenuhi protokol kesehatan.
"Untuk penjual harus mendapatkan rekomendasi tempat dari kabupaten/ kota. Harus ikuti protokol kesehatan. Pembeli kalau bisa online, tidak perlu datang ke lokasi dan pembayaran dilakukan secara non tunai," ujarnya.
Untuk penyembelihan lanjut Jafar, jumlah panitia seminimal mungkin. Yang memotong tidak boleh bergantian alat. Harus menggunakan masker, kemudian cuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan menyediakan hand sanitizer.
"Saat penyembelihan, yang berkurban diharapkan tidak datang. Untuk itu panitia harus melakukan video call, sehingga yang berkurban dapat menyaksikan penyembelihan dari rumah," papar dia
Ia menandaskan setelah disembelih sampai proses pembagian, tidak boleh lebih dari 4 jam. Klo lebih dari 4 jam, dagingnya harus disimpan di kulkas atau dibekukan baru diserahkan.
"Pembagian daging kurban harus pakai plastik transparan. Tahun ini tidak ada pembagian di tempat pemotongan, walaupun di daerah zona hijau. Jadi tidak ada pembagian daging ditempat pemotongan, tapi dibagikan langsung ke rumah-rumah, " ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mengawasi proses penyembelihan hewan kurban, pihaknya menurunkan tim pengawas sebanyak 735 orang terdiri atas dokter hewan, petugas kesehatan dan juru sembelih halal (juleha).
"Mereka akan memeriksa sebelum dan sesudah penyembelihan," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Biro Pelayanan Pembangunan Sosial Setda Pemprov Jabar Barnas Adjidin mengatakan, pihaknya telah mengedarkan surat edaran gubernur berdasarkan surat edaran Kemenag, terkait pelaksanasn sholat Ied dan penyembelihan hewan kurban.
"Sholat Ied harus sesuai syariat islam yang sudah ditetapkan, dengan menerapkan protokol kesehatan. Yang mengikuti solat adalah yang sehat sedangkan para orang tua, lansia dan anak dihimbau tidak ikut solat, " kata dia
Untuk keamanan, pintu masuk pelaksanaan idul qurban harus ada pintu masuk dalam satu titik, tidak banyak titik memasuki wilayah tersebut.
Para jamaah harus memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan atau menggunakan Hand sanitazer serta membawa alat perlengkapan solat dari rumah.
"Dalam solat ada jarak satu meter antar jemaah. Selain itu tidak mengedarkan uang kencleng, agar tidak terjadi perpindahan tangan. Mereka harus diukur. Kalau suhu tubuh melebihi yang sudah ditetapkan, dilakukan dua kali selama lima menit. Dan jangan ada kerumunan," kata dia.
Dalam surat edaran tersebut disebutkan penyerahan oleh petugas pada mustahik, jangan bergerombol.
"Pelaksanaan harus tertib. Pisau kurban tidak berpindah tangan. Untuk penyembelih harus gunakan masker dan sarung tangan dan setelah selesai barang-batang seperti masker harus dibuang, kemudian mandi, kalau bisa ditempat penyembelihan ada toilet," pungkasnya.
(Ida)