- Pemilu & Pilkada
- 23 Nov 2024
Jakarta, Beritainspiratif.com - Uang kertas pertama di dunia diketahui disebut dengan “Jiaozi”. Jiaozi ditemukan di daratan China pada tahun 997 Masehi. Dikutip dari Guiness World Records, harian Kompas mencatat bahwa cikal bakal uang kertas ini adalah "uang terbang" .
Uang terbang digunakan oleh pedagang kaya dan pejabat pemerintah pada masa Dinasti Tang China (618-907 M). Uang terbang ini adalah dokumen yang setara dengan wesel bank pada masa kini. Uang terbang memungkinkan seseorang menyetor uang dengan pejabat setempat dengan imbalan kwitansi kertas. Kwitansi kertas itu digunakan untuk menebus dengan jumlah uang yang sama di tempat lain.
Para pejabat dan pedagang di masa itu mulai meninggalkan koin-koin yang berat kepada seorang agen yang dapat dipercaya. Agen tersebut akan mencatat berapa banyak uang yang disimpan oleh pedagang di selembar kertas. Kertas semacam surat promes yang bernama Jiaozi ini bisa digunakan untuk transaksi perdagangan seperti membeli barang. Kemudian penjual yang menerima surat promes tersebut bisa pergi ke agen dan menebus catatan untuk ditukar dengan koin. Keberadaan uang terbang pada waktu itu sangat berarti sebab mampu menyederhanakan transaksi.
Baca Juga: BNPB Tutup Bimtek Penanganan Pengungsi Akibat Bencana di Bandung
Namun, surat promes yang diproduksi secara pribadi ini masih belum menjadi mata uang yang sebenarnya. Mata uang kertas pertama yang diketahui seperti yang kita pahami hari ini diciptakan di China selama Dinasti Song (960-1279 M) pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (997-1010 M). Uang kertas ini dapat ditukar dengan uang berbasis koin dan dapat ditukar antarindividu. Mata uang kertas ini awalnya populer tetapi menjadi terganggu oleh masalah inflasi setelah beberapa dekade.
Setelah beberapa dekade terganggu akibat inflasi, Jiaozi kemudian digantikan oleh catatan yang disebut "Huizi", yang dicetak oleh Dinasti Song (960-1279 M) melalui percetakannya sendiri. Setiap catatan berukuran kira-kira selembar kertas A4 dan dicetak dari lempengan tembaga. Dalam cetakan tersebut juga disertai dengan ancaman untuk pemalsu di bawahnya. Catatan yang dicetak itu dihiasi dengan denominasi tulisan tangan dan perangko keaslian tinta merah.
Seiring dengan penggunaan uang kertas, China juga mengalami krisis keuangan yang cukup parah. Produksi kertas telah tumbuh sampai nilainya jatuh kemudian mendorong inflasi melambung. Akibatnya, China menghilangkan uang kertas secara menyeluruh pada 1455 setelah lebih dari 500 tahun menggunakan uang tersebut. Bahkan tidak menggunakannya lagi selama beberapa ratus tahun sesudahnya. Sementara itu, praktik penggunaan uang kertas baru mulai populer di Eropa pada abad ke-17.
Yanis
Sumber: Bank Indonesia
Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar