Hari Mangrove Sedunia, Mahasiswa FPK UNAIR Tanam 200 Pohon di Bawean, Gresik

Rara tengah menanam mangrove di hilir sungai kawasan konservasi. Foto: Pribadi


Surabaya, Beritainspiratif.com - Menyambut mentari pagi di pulau paling utara Jawa Timur Pulau Bawean, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK UNAIR) Anisa Muberra, dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia tepat pada Senin (26/07/2021), turut berpartisipasi dalam penanaman mangrove di area konservasi Mangrove Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Hijau Daun, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Bersama dengan tokoh desa, ketua budidaya udang vaname Desa Daun, dan masyarakat, Anisa menanam sebanyak 200 bibit mangrove di sekitar hilir sungai kawasan konservasi yang didominasi dengan tanah berlumpur pukul 09.00 – 11.00 WIB.Sedangkan spesies bibit mangrove yang ditanam adalah Rhizopora mucronata dan Rhizopora sp. Bibit berumur 6 bulan dan tingginya 60 cm.

Mahasiswa Program Studi Akuakultur yang akrab disapa Rara mengatakan dalam penanaman bibit perlu memperhatikan faktor lingkungan dan jenis mangrove dan habitat aslinya. Pasang surut air laut, kesehatan bibit (batang bibit tidak berwarna kuning), ketinggian bibit minimal 50 cm dengan umur 3-4 bulan, serta jumlah daun minimal 6 helai.

“Bibit sebelum bisa hidup mandiri di tempat penanaman harus dilindungi dengan cara dimasukkan ke bambu yang berongga. Tujuannya agar bibit tidak terseret ombak,” ujarnya.

Baca Juga: Kapolri Perintahkan Jajarannya Kawal Anggaran Covid-19 dan Bansos

Menanam bibit mangrove, lanjut mahasiswa asli Purworejo, Jawa Tengah, dapat menjadi pagar yang memagari pulau Bawean untuk menanggulangi abrasi pantai (ombak air laut yang menggerus pesisir,red). Ketika bibit sudah beradaptasi, lanjutnya, akar akan membesar dan kuat nantinya bisa dijadikan penghadang dan pemecah ombak air laut.

Ekosistem mangrove bagi keberlangsungan hidup biota akuatik sangat vital. Mangrove berperan sebagai tempat mencari makan (feeding ground), tempat tumbuh berkembang organisme (nursery ground) dan sebagai tempat pemijahan (Spawning ground).

“Selain itu mangrove berperan besar dalam pengendalian perubahan iklim karena kemampuan hutan mangrove dalam menyimpan karbon (CO) lebih tinggi jika dibandingkan hutan di daratan,” ungkapnya di Unair News.

Rara yang saat ini menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) terus belajar dan bertekad untuk memperkenalkan dan mengembangkan budidaya yang ramah lingkungan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. 

Yanis

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar

Berita Terkait