- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
BERITAINSPIRATIF.COM - Peradaban hanya akan konstruktif jika didasari dengan etika dan moral, sehingga Pemuda ICMI harus bergerak berlandaskan hal tersebut.
Demikian dikatakan Prof Muhammad Najib, Ketua DPP ICMI, dalam Ramadhan Leadership Camp 1445 H di Gedung Pasca Sarjana Unisba, Ahad (31/3/2024).
"Secara konsep, sebuah peradaban atau hadoroh, madani akan tercipta ketika iptek tumbuh selaras dengan ekonomi dan militer. Namun jika ini semua tak didasari moral, maka akan menghancurkan seperti terjadi pada teknologi nuklir," katanya.
Sebagai bagian kaderisasi ruh organisasi, selepas acara tersebut, peserta yang mayoritas pengurus akan menjalani pelantikan.
Najib menjelaskan, nuklir yang ada sekarang diciptakan malah sebagai senjata pemusnah massal sekalipun hasil iptek dan militer tinggi hasil pertumbuhan ekonomi.
Maka itu, kata dia, tidak bisa peradaban dibangun hasil dari ketiadaan etika. Termasuk di Indonesia yang sebenarnya sejak lama dibangun berbasis peradaban moral nilai-nilai Islami.
Abdullah Hehahamua, Tokoh Senior Aktivis Islam, menyebutkan, ICMI dahulu sangat diapresiasi Gus Dur sekalipun dari awal Gus Dur menentang eksistensi ICMI.
"Gus Dur menyampaikan bahwa Pak Habibie bersama ICMI berhasil membawa Islam dari pinggiran ke tengah. Itu langsung disampaikan Gus Dur ke Pak Habibie setelah di malam hari setelah Gur Dur dilantik sebagai Presiden" sambungnya.
Padahal dari era orde lama, orde baru sampai 1998, posisi aktivis Islam relatif tidak strategis. Sekalipun akar sejarah dan pendirian bangsa sangat banyak bergantung pada ajaran dan pemikiran Islam.
Baca Juga: Berdiri sejak 1869, Masjid Mungsolkanas Jadi Masjid Tertua di Kota Bandung
Baca Juga: King Sparko Letkol Eka Wira Dharmawan Ajak Warga Kota Bandung Jaga Kebugaran
Bang Dulloh, sapaannya, menjelaskan, kata kunci membangun peradaban konstruktif sekarang adalah justru bagaimana meng-Islamkan orang Islam. Sebab, betapa banyak nilai-nilai Islami justru tidak diterapkan sehingga tak bisa bangun peradaban konstruktif.
"Kesalahan ini mengikuti kesalahan saat pendirian bangsa. Ketika aktivis Islam sudah merumuskan bentuk bangsa, mereka lalu kembali ke pondok pesantren lagi dan membiarkan kekuasaan diambil orang lain sehingga bentuk negara kian tidak karuan," katanya.
Sodik Mudjahid, Pimpinan Darul Hikam dan Anggota DPR-RI, menjelaskan, Pemuda ICMI harus mampu memimpin gerakan ummat secara cerdas.
"Saya sarankan agar Pemuda ICMI menjadi edukator politik ummat. Riset siapa ummat Anda, siapa targetnya, sehingga metode dakwah tidak sepenuhnya diterapkan dengan efektif," sambungnya.
Jangan sampai, kata dia, tidak bisa menunjukkan sisi cendekia-nya sehingga kemana-mana terutama pemerintahan hanya bawa proposal permohonan dana.
Ketua Pemuda ICMI Jawa Barat, Jalu Priambodo mengatakan, kegiatan Ramadhan Leadership Camp yang diselenggarakan Pemuda ICMI Jawa Barat merupakan kegiatan strategis sebagai langkah membangun peradaban Madani.
"Sebuah peradaban membutuhkan adanya minoritas kreatif yang memiliki kapasitas membuat peta jalan, menjadi pemikir bangsa. Di sinilah peran Pemuda ICMI guna menyiapkan para cendekiawan penerus," ujar Jalu.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News