ICMEM 2024, ESG dalam Konteks Global: UMKM, Tata Kelola Berkelanjutan dan Perubahan Iklim

Gelaran Koferensi ICMEM SBM ITB yang berlangsung di Bali, Kamis (29/8/2024) / SBM ITB


BERITAINSPIRATIF.COM - Hari kedua International Conference in Management on Emerging Markets (ICMEM) 2024 yang diadakan oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB) dimulai dengan sesi sharing dari Prof. Suhaiza Zailani Professor of Supply Chain Management University of Malaya Malaysia, Dr. Jamshed Ali, Ketua Sustainable Finance and Fintech Beaconhouse National University Pakistan, dan Prof. Ir. Togar M. Simatupang, M. Tech., Ph.D. Profesor Operations and Supply Chain Management SBM ITB. Hari kedua ICMEM 2024 diselenggarakan di The Patra Hotel, Bali pada 29 Agustus 2024.

Prof. Suhaiza Zailani memulai sesi dengan pemaparan tentang aksi pemerintah Malaysia dalam adopsi konsep ESG dan aplikasinya untuk UMKM Malaysia. “ESG tidak hanya untuk perusahaan besar, UMKM pun bisa mengambil manfaat dari ESG,” jelasnya.

Saat ini, UMKM Malaysia masih mengalami isu dalam kesadaran (awareness) tentang isu ESG, sehingga sulit untuk mengedukasi pelaku UMKM tentang bagaimana cara menerapkan konsep ESG dalam bisnisnya. “Padahal, penerapan ESG dapat membantu UMKM untuk mendapatkan reputasi bisnis yang baik dan menarik investor,” ungkap Prof. Suhaiza. Saat ini ia menekankan pentingnya intervensi pemerintah Malaysia dalam mendorong edukasi penerapan ESG di UMKM, dan solusi yang mirip dapat juga diterapkan di Indonesia.

Baca Juga: 3 Profesor dari Jepang Perkenalkan Simulasi Interaksi Sosial di Gelaran ICMEM 2024

Sesi dilanjutkan dengan pemaparan oleh Prof. Togar, menarik fokus peserta konferensi secara khusus ke tata kelola berkelanjutan perusahaan (sustainable corporate governance). Menurutnya, tata kelola berkelanjutan adalah sistem, peraturan, struktur, dan praktek yang memastikan bahwa perusahaan dapat menjalankan bisnis dengan tetap memperhatikan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Tata kelola berkelanjutan hanya bisa dicapai jika elemen internal dan eksternal selaras,” ujarnya. Tata kelola menjadi penting dalam konteks tantangan terkini yang menyangkut etika bisnis dan partisipasi global sebuah perusahaan. Ia mengambil contoh Philips Healthcare yang memiliki integrasi lima sisi antara strategi perusahaan, data dan sistem, struktur dan tata kelola, manajemen kinerja, dan budaya dan SDM.

Masih banyak tantangan dalam tata kelola berkelanjutan, tetapi tantangan tersebut juga membuka peluang untuk berkembang. Ketidakpastian membuka peluang untuk strategi peningkatan resiliensi, rendahnya akuntabilitas membuka peluang untuk pengembangan kebijakan transparansi, dan kompleksitas faktor pengambilan keputusan membuka peluang untuk keterlibatan pemangku kepentingan untuk relevansi perusahaan.

Di akhir sesinya, Prof. Togar merekomendasikan best practice untuk penerapan tata kelola berkelanjutan. Dari ditunjuknya Head of Sustainability hingga dibentuknya tim penyokong Sustainability Team, ia menekankan pendekatan holistik dalam struktur organisasi.

Sesi pemaparan diakhiri oleh Dr. Jamshed Ali yang membawakan topik tantangan pasar berkembang (emerging markets). “Potensi dari pasar berkembang sangatlah besar, karena produk domestik bruto (PDB) pasar berkembang mencangkup 55% dari total PDB dunia, dan populasi dalam pasar berkembang mencapai 5 milyar jiwa,” jelasnya.

Baca Juga: Jelang Diberlakukan, Perusahaan Media Wajib Pahami UU PDP

Saat ini pasar berkembang menghadapi tantangan besar dari perubahan iklim. Pasar berkembang lebih rentan terkena dampak negatif perubahan iklim, terutama karena porsi sektor agrikultur yang sangat besar di pasar ini. Pasar berkembang juga secara umum memiliki akses finansial yang lebih rendah. Ditambah dengan kesenjangan teknologi yang masih cukup signifikan, pasar berkembang dilihat sebagai pasar dengan risiko tinggi oleh investor.

Menanggapi tantangan-tantangan tersebut, dibutuhkan kebijakan untuk mendorong investasi ke struktur yang tahan iklim, investasi yang berfokus kepada aktivitas ekonomi yang mampu beradaptasi akan perubahan iklim atau yang mampu memitigasi dampak negatif perubahan iklim di sektor bisnis yang rentan iklim seperti agrikultur.

Sesi pembuka hari kedua ICMEM 2024 menyoroti banyak sisi ESG dalam pasar berkembang. Di masa depan, penerapan konsep ESG akan mendorong peningkatan kapasitas ekonomi baik di korporasi maupun UMKM.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

Berita Terkait