dok. BMKG
BERITAINSPIRATIF.COM - Gempa magnitudo 4,5 (sebelumnya tercatat 4.4) yang ke 6 kalinya kembali mengguncang kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Senin (1/1/2024) pukul 20.46 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa berlokasi di 4 kilometer timur laut kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Episenter terletak pada koordinat 6.82 LS dan 107.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km utara Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
"Hari Senin, 1 Januari 2024 pukul 20:46:48 WIB, wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik," katanya dikutip ANTARA, Senin (1/1/2024).
Baca Juga: Pj Gubernur Jabar Kunjungi Korban Gempa Sumedang, 456 Warga Mengungsi
Daryono menyebutkan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 4,5. Ia menambahkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di beberapa daerah sekitar Sumedang. Di daerah Rancakalong, Jatinangor, Bandung mengalami guncangan dengan skala Intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Sementara itu, di Cirebon, Garut, dan Subang dalam Skala Intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hingga pukul 21.15 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 6 kali aktivitas gempa bumi di Sumedang," ungkap dia.
Baca Juga: Tugas Wewenang dan Larangan Pengawas TPS pada Pemilu 2024
Imbauan BMKG
Daryono mengimbau supaya masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
Periksa dan pastikan pula bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tutur Daryono.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
Baca Juga: