- Ragam
- 08 Oct 2024
Beritainspiratif.com - Pernahkah kamu melihat atraksi yang menunjukkan kemampuan seseorang berjalan di atas api?
Atraksi semacam ini menarik karena mendebarkan dan membuat para penonton penasaran bagaimana bisa seseorang berjalan di atas api layaknya berjalan di atas tanah biasa.
Apakah kamu juga penasaran? Yuk baca dulu penjelasannya di bawah ini.
Sebenarnya kalau kita perhatikan, pertunjukan berjalan di atas api tidak pernah menggunakan api yang benar-benar berkobar. Mereka menggunakan api yang berasal dari potongan kayu sehingga yang diinjak pelaku hanyalah arang yang berpijar.
Potongan-potongan kayu terdiri dari banyak senyawa karbon, beberapa molekul organiknya mudah menguap, termasuk menguapkan air.
Ketika dipanaskan, molekul organik akan menguap karena panas yang dikeluarkan api akan menguapkan semua senyawa organik volatil (mudah menguap) dan air.
Setelah terjadi pembakaran dan semua molekul organik menguap, yang didapatkan kemudian hanya senyawa karbon yang hampir murni dan karbon adalah salah satu unsur yang ringan.
Struktur karbon yang ringan merupakan penghantar panas yang buruk sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat memindahkan panas dari bara ke kulit seseorang.
Sebagai perbandingan, logam adalah penghantar panas yang cepat. Bara yang dihasilkan dari bahan logam dapat memindahkan panas dalam waktu seketika dan orang yang terkena bisa mendapat luka bakar yang parah.
Dalam atraksi berjalan di atas api, pelaku atraksi tidak berjalan di atas logam yang membara, melainkan berjalan di atas arang terbakar yang tertutup abu. Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran juga bertindak sebagai penghambat panas atau lapisan isolator, sehingga perpindahan panas ke kulit seseorang menjadi lebih lambat.
Kenyataan itu bukan berarti tidak mungkin membakar sama sekali karena perpindahan panas masih mungkin terjadi. Karenanya, pelaku atraksi semacam itu akan berjalan dengan cukup cepat sehingga waktu kontak dengan arang akan lebih pendek dan kaki tidak akan mendapat panas yang cukup untuk membakar kulitnya.
Jadi, gabungan faktor daya hantar arang terhadap panas yang buruk, insulasi (penghalang panas) dari abu, dan waktu kontak yang pendek antara kaki dengan arang memungkinkan pelaku atraksi berjalan di atas api tanpa terluka.
Meskipun begitu, untuk dapat melakukan atraksi semacam itu diperlukan latihan dan keahlian, sehingga jangan sekali-sekali mencobanya sendiri tanpa pengawasan orang yang ahli.(Yanis)
Sumber : sains.me