- Pemerintahan
- 21 Nov 2024
Jakarta, Beritainspiratif.com - Menteri Kesehatan Nila Moeloek bersama rombongan Kementerian Kesehatan mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) siang ini. Kedatangan Menkes terkait dalam rangka membicarakan sertifikasi halal vaksin Measles Rubella (MR).
Menteri Kesehatan bertemu dengan pimpinan MUI terkait status vaksin MR yang belum tersertifikasi halal. Pertemuan itu juga dihadiri pihak PT BioFarma, yang mendatangkan vaksin tersebut dari India.
“Pertama, memang sertifikasi halal ini akan dikeluarkan oleh MUI, dan dokumennya akan dibuat lagi oleh BioFarma dan akan diberikan kepada LPPOM MUI. Nanti akan segera diproses,” ungkap Nila saat ditemui Gedung MUI Pusat jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jum’at (03/08/2018) dikutip Kiblat.
Nila mengatakan bahwa pihaknya sekali lagi akan menyurati perusahaan India yang memproduksi vaksin MR itu. “Kementerian Kesehatan akan menyurati kepasa Serum Institute of India untuk menanyakan sekali lagi tentang bahan-bahan (vaksin) ini. Sudah dilakukan pada tahun lalu tapi masih dalam proses,” lanjutnya.
Meskipun kehalalan vaksin MR dipastikan dan mendapatkan sertifikasi Komisi Fatwa dan LPPOM MUI, Menkes mengatakan akan tetap melakukan imunisasi dengan menggunakan vaksi asal India itu. Imunisai, kata Nila, akan ditujukan bagi yang tidak mempermasalahkan kehalalannya.
“Kemudian akan tetap melakukan imunisasi bagi yang tidak mempermasalahkan isu halal. Jadi tetap kita lakukan, untuk kesehatan kami harus melindungi masyarakat dari penyakit-penyakit,” ungkapnya.
Di samping itu, Kementerian Kesehatan juga akan tetap menunggu sertifikasi dari MUI dan menunggu fatwa halal dari MUI terkait vaksi MR. Dia menyebut waktu proses sertifikasi tak akan lama, dan diperkirakan bertepatan dengan masa imunisasi yang berlangsung pada Agustus dan September.
Ketika ditanyai oleh wartawan tentang kandungan atau komposisi vaksin MR, Menkes Nila mengatakan tidak tahu. “Loh, saya tidak tau ingredient-nya, kan bukan saya ini (pembuatnya)nya,” tukasnya.
Pertemuan Menteri Kesehatan beserta Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bersama pihak Majelis Ulama Indonesia juga PT BioFarma dimulai sekira pukul 13.00. Pertemuan pun dilakukan tertutup hingga pukul 14.30.
(Kaka)