- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Menjelang bergulirnya percaturan politik di Indonesia baik itu Pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden di tahun 2016 banyak hal menjadi perhatian bersama salah satunya terkait sebaran berita bohong atau hoax.
Baru-baru ini santer diberitakan para Calon Legislatif bahkan diimbau mendaftarkan sejumlah media sosial kepada Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia( KPU RI) yang akan digunakan untuk berkampanye. Hal tersebut dilakukan untuk menanggulangi jikalau terjadi persebaran hoax
Menanggapi hal tersebut, dosen Prodi Televisi dan Film Universitas Padjadjaran (Unpad), sekaligus Alumnus Study Communication and Media Monash University, Evelynd mengatakan, untuk menjaring berita hoax yang mungkin ada masyarakat diimbau agar tetap waspada.
"Diakhir 2018 menuju 2019 ini adalah tahun politik jadi makin banyaknya politainment atau istilahnya berita politik yang di beritakan dengan cara entertainment, tapi kita harus waspada karena hoax itu akan selalu ada jadi kita sebagai kaum milenial yang tentunya juga mahir menggunakan media sosial kita harus bijak, kita harus bisa memfilter mana berita yang benar yang sudah diverifikasi dan juga kita jangan sampai termakan hoax sendiri,"kata Sarjana Fikom Unpad tersebut, saat ditemui Beritainspiratif.com, Kamis 18 Oktober 2018.
Pihaknya menambahkan, mencari tahu Sumber berita adalah hal yang utama dilakukan agar tahu mana berita hoax dan mana berita yang valid.
"Usahakan sebelum menyebarkan berita, kita harus tahu dulu ini sumbernya dari mana, harus diverifikasi apakah ini benar beritanya, dan juga jangan sampai membuat keresahan di masyarakat karena hoax itu benar-benar merupakan hal yang menjadi fenomena sosial jadi mau nggak mau harus kita sendiri terjun untuk memfilter itu," jelasnya.
Evelynd, menegaskan kesuksesan berpolitik tergantung sejauh mana kecerdasan masyarakat dalam bersosial media "Semoga kita berpolitik dengan sehat dan juga kesuksesan Pemilu itu tergantung pada kita sebagai masyarakat, jadi cerdas lah berpolitik," tandasnya. (Tito)