- Pemilu & Pilkada
- 25 Nov 2024
Kuningan , Beritainspiratif.com - Tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI, Pemerintah Kabupaten Kuningan, Bank Indonesia perwakilan Cirebon, dan Universitas Kuningan mengembangkan klaster tani terpadu di Desa Japara, Kuningan.
Tim yang terdiri dari Dr. Tomy Perdana, Prof. Ganjar Kurnia, Ir. Sondi Kuswaryan, M.S., Mahra Arari, M.T., dan Dr. Lili Kamelia Fitriani tersebut mengimplementasikan konsep klaster tani terpadu yang merupakan sintesis dari pendekatan klaster pertanian dan pertanian ekologis.
Dr. Tomy menjelaskan, klaster pertanian menekankan pada aspek kedekatan geografis dan jejaring kerja pemangku kepentingan pada suatu rantai pasok agribisnis. Upaya ini dipandang mampu mengatasi kelemahan para pelaku usaha kecil dan menengah di pedesaan dalam merespon globalisasi dan meningkatkan daya saing.
Sementara pertanian ekologis menjadi pilihan baru untuk mewujudkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Model pertanian ini menenkankan pada keberlanjutan penggunaan sumber daya internal daripada sumber daya eksternal. Sumber daya internal ini meliputi aspek ekologis, ekonomi, dan sosial.
Klaster tani terpadu di Desa Japara mengintegrasikan ragam usaha pertanian dan peternakan, hilirisasi pertanian, serta agroeduwisata. Pengembangan klaster ini melibatkan dua kelompok tani (poktan) di desa tersebut, yaitu Poktan Gemah Ripah 2 dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gimah Ripah.
“Usaha pertaniannya meliputi padi dan sayuran (bawang dan cabai merah). Sementara usaha peternakannya adalah usaha ternak domba padjadjaran, sapi, dan perikanan. Hilirisasi pertaniannya berupa penggilingan dan pemasaran beras,” papar Dr. Tomy.
Dilansir dari laman resmi Unpad, dijelaskan bahwa pengembangan klaster tani terpadu di Desa Japara ini telah dilaksanakan dari 2016 hingga 2018. Aktivitas ini merupakan implementasi dari Hibah Kompetisi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Multitahun “Iptek bagi wilayah Perguruan Tinggi- Pemerintah Daerah- Corporate Social Responsibility (IbW PT-Pemda- CSR) Kemenristekdikti serta dibantu dengan Pemkab Kuningan dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Cirebon.
“Pembiayaan juga berasal dari kontribusi Poktan Gemah Ripah 2 dan Pemerintah Desa Japara,” lanjutnya.
Selama tiga tahun, telah dilaksanakan sejumlah kegiatan. Kegiatan tersebut meliputi pengembangan benih untuk komoditas bawang merah, pengembangan persemaian untuk komoditas cabai merah, introduksi dan pelatihan mina padi dan sistem padi organik, hingga pelatihan dan pendampingan demplot usaha ternak domba padjadjaran, suatu jenis domba hasil penelitian dosen Unpad.
Selanjutnya, pelatihan dan pendampingan pengembangan sistem kolektif untuk produksi dan pemasaran sayuran dan ternak domba, pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi pakan ternak “silase”, pelatihan penerapan teknologi biogas, pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik dari hijauan dan limbah ternak, introduksi dan pelatihan beternak ikan lele, ikan nila jantan dan nilem, pelatihan pengembangan akses pasar sayuran, padi, ternak domba, dan ikan,
Tim juga melakukan pendampingan hilirasi pertanian (penggilingan beras), pengembangan akses pembiayaan ke perbankan, penyuluhan kesehatan dan sanitasi lingkungan, serta penerapan agroeduwisata berbasis klaster tani terpadu.
Dr. Tomy menilai, program pengembangan klaster tani terpadu telah berhasil mewujudkan sinergi berbagai program pembangunan ekonomi perdesaan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Keberhasilan lainnya adalah meningkatnya nilai tambah dan keberlanjutan perekonomian perdesaan melalui integrasi usaha berbasis tanaman dan hewan, hilirisari pertanian, pemanfaatan sumber daya internal, serta penguatan jejaring sosial dan usaha. Semua keberhasilan tersebut bermuara pada peningkatan pendapatan dan daya saing komunitas petani di perdesaan,” pungkasnya.
(Yanis)