- Ragam
- 24 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Asep Kadarohman menegaskan, pendidikan bukan hanya membuat manusia cerdas tapi menciptakan manusia yang memiliki ahlak mulia. Karena itu, TI (Teknologi Informasi), tidak bisa menggantikan profesi guru.
Namun demikian, di era digital ini guru harus mampu beradaptasi dengan teknologi industri, karena guru tidak lagi menjadi sumber pengetahuan tapi lebih berperan sebagai fasilitator.
"Teknologi informasi tidak bisa menggantikan guru, tetapi guru menjadi faktor penting agar bangsa dapat berkembang di era digital ini," kata Rektor ketika membuka seminar nasional bertema "Revitalisasi Profesionalisme Guru", di kampus UPI jalan Setiabudhi kota Bandung, Sabtu (7/12/2019).
Menurut Rektor, untuk menjadi guru kini tidak semudah dulu. Ada satu poin yang akan menjadi aspek penilaian, yaitu panggilan jiwa untuk menjadi guru.
Hal itu untuk mengantisipasi calon guru yang menolak ditempatkan di daerah terpencil/ terluar atau daerah husus (dasus), dalam upaya pemerataan distribusi guru.
"Jadi seorang guru sekarang ini tidak cukup hanya mampu mengajar, tapi juga harus punya hati untuk menjadi guru," ujar Rektor.
Rektor juga berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada guru yang mengajar di daerah terpencil. Salah satu bentuk perhatiannya adalah pemberian insentif berlebih bagi guru daerah khusus (dasus).
"Beberapa daerah sudah ada yang memberikan insentif bagi guru dasus," ucapnya.
Terkait guru honorer, Ketua Umum Ikatan Alumni UPI Enggartiasto Lukito pada kesempatan itu mengatakan perlu ada solusinya.
Menurut Enggar, mengangkat seluruh guru honorer menjadi PNS akan membebani negara. Namun ketika mereka diikutkan dalam seleksi, prosentase kelulusannya sangat kecil. Hal itu diakibatkan proses rekrutmen pada masa lalu, yang tidak berdasarkan pada kebutuhsn riil dan qualifikasinya.
"Karena itu, hentikan proses rekrutmen yang berdasarkan hutang budi," tegas mantan Menteri Perdagangan tersebut.
Seminar yang diselenggarakan Alumni UPI Komisariat Departemen Pendidikan Sejarah, menghadirkan pembicara kunci Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud DR. Supriano.
(Ida)