Deputi Gubernur BI: Kopi Berhasil Berdayakan Masyarakat Daerah Jadi Destinasi Desa Wisata



Cirebon, Beritainspiratif.com - Situasi ekonomi global saat ini yang terdampak virus corona dari Kota Wuhan, Cina. Salah satu yang bisa dilakukan Indonesia saat ini adalah melakukan upaya memperkuat ekonomi dalam negeri, yakni menciptakan sumber pertumbuhan dari industri kreatif, terutama di desa. Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Gubernur BI (Bank Indonesia) Rosmaya Hadi, saat pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon di Kantor BI Cirebon, Jalan Yos Sudarso, Kota Cirebon, Selasa (25/2/2020).

Kantor Perwakilan Wilayah (KpW) Bank Indonesia Cirebon, sejak tahun 2018 berhasil memberdayakan masyarakat Desa Cibeureum, Kabupaten Kuningan menjadi destinasi desa wisata.

Di Desa Cibeureum, setiap tahunnya mampu menghasilkan sebanyak 40 ton kopi. Kopi tersebut untuk kebutuhan konsumsi baik dari dalam negeri atau pun luar negeri. Program tersebut bertujuan untuk mempromosikan desa dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Sistem transaksi di desa tersebut, saat ini sudah didukung oleh sistem keuangan digital melalui penerapan Quick Response Indonesia Standart (QRIS).

Rosmaya mengatakan, kebutuhan kopi dunia pada tahun lalu mencapai 10,1 juta ton, sedangkan untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan permintaan hingga 4,3 persen. Maka dari itu, Desa Cibeureum memiliki kesempatan meningkatkan hasil produksi.

"Maka dari itu, semua Bank Indonesia di wilayah mana pun diminta untuk meningkatkan kopi, mulai dari produksi, marketing, dan produk turunan kopi," katanya.
‎‎
Selain di Desa Cibeureum, Bank Indonesia pun sudah menemukan 898 usaha mikro kecil menegah (UKM) di wilayah desa Indonesia. 401 merupakan titik potensial, 351 sukses digital, dan 91 go ekspor.

Rosmaya mengatakan,‎ setelah UMKM di desa maju nantinya pemerintah desa harus melakukan upaya supaya desa tersebut selalu dikunjungi oleh wisatawan. Cara yang harus dilakukan yakni, perbaikan akses, atraksi, kebersihan, dan promosi.

"Ini juga merupakan memajukan ekonomi desa. Jadi nantinya, turis yang biasa menginap tidak lebih dari 1,7 malam bisa lebih," katanya. (*)

Berita Terkait