- Ragam
- 08 Oct 2024
Bandung, Beritainspiratif - Berbagai kasus kekerasan terhadap pemuka agama dan ulama di Jawa Barat sangat mungkin berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada serentak 2018. Karenanya aparat keamanan harus bisa mencegah terjadinya tindakan serupa agar suasana kondusif tetap terjaga.
Demikian penegasan Wakil Bendahara Himpunan Pengusaha Nahdliyin Jawa Barat, Husni Mubarok, Minggu (11/3/2018).
Dia menuturkan, penganiyaan terhadap tokoh agama dan ustadz yang kerap terjadi di Jawa Barat belakangan ini sulit dipisahkan dari proses Pilkada yang sedang berlangsung.
“Susah untuk tidak mengaitkan dengan Pilkada, karena fenomena ini muncul bersamaan dengan itu,” ujar Husni.
Karenanya ia mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas serta mengungkap motif para pelaku. “Yang lebih penting, mencegah supaya kasus serupa tak terjadi lagi,” kata mantan Tenaga Ahli DPR RI itu.
Husni khawatir jika aparat keamanan tak sigap, maka tindak kekesaran terhadap ulama kembali terjadi, akan muncul keresahan di masyarakat. “Sebagai kader Nahdatul Ulama ( NU) saya mendorong agar fenomena ini segera dihentikan,” ujar dia.
Kasus kekerasan terhadap ulama yang paling anyar terjadi di wilayah Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok , Jawa Barat, Minggu, 11/3/2018 pukul 04.30 WIB. Seorang ustadz bernama Abdurrahman menjadi korban penusukan .
Menurut Kapolres Depok, AKBP Didik Sugiarto, pelakunya adalah seorang perempuan yang berperilaku aneh seperti kerap meludahi waga dan memarahi anak – anak.
“Pelaku sempat ditegur korban agar tak berperilaku seperti itu,” kata Didik.
Husni berharap penusukan terhadap ustadz di Sawangan, Depok, Jawa Barat adalah kasus kekerasan terhadap ulama dan ustadz yang terakhir.
“Terus terang saya ngeri kalau kasus ini bakal terulang lagi, terkadang kesabaran manusia ada batasnya, Kita akan saling curiga dan suasana menjadi tidak kondusif,” ujarnya.(Charles)