Situ Ciburuy, Semarak Lomba Diatas Air Sambut HUT Ke-75 RI



Padalarang, Beritainspiratif.com - Kami sudah lama mengetahui keberadaan Situ Ciburuy, sebagai wisata air yang terpopuler di Jawa Barat, namun di tengah pandemi Covid-19 penasaran untuk mampir sekaligus mengetahui  dampak kunjungan wisatawan yang ditimbulkan terhadap objek wisata tersebut, hingga kamipun berkenan mampir sepulang dari Cianjur, memasuki kawasan wisata Situ Ciburuy pada Kamis, (20/8/2020).       

Wisata air Situ Ciburuy merupakan danau yang terletak di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Padalarang, Kab Bandung Barat atau terletak sekitar 25 km dari pusat Kota Bandung.

Menyebut kata Situ Ciburuy, tentunya pertama kali yang diingat adalah lagu ‘Bubuy Bulan’  yang liriknya dalam syair lagu tertulis “Situ Ciburuy…Laukna Hese Dipancing” artinya ‘Situ Ciburuy Ikannya Susah dipancing’. Lagu tersebut dipopulerkan oleh salah satu maestro pop sunda Nining Meida.

Baca Juga:Pemprov-jabar-siap-dandani-situ-ciburuy

Keindahan Situ Ciburuy

Baca Juga:Wens-dan-komang-terpilih-kembali-ketum-dan-sekjen-amsi

Sejarah Situ Ciburuy

Dilansir berbagai sumber, Situ Ciburuy selain sebagai tempat wisata air, juga merupakan situs peninggalan zaman Prabu Siliwangi yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Prabu Kian Santang. Pada zaman dahulu Situ Ciburuy digunakan oleh Prabu Kian Santang sebagai arena pertarungan jawara-jawara Pulau Jawa.

Diceritakan lebih lanjut, Situ Ciburuy pada mulanya adalah dua buah sungai kecil yang ujungnya bertemu di Desa Ciburuy. Dan pada tahun 1918, lokasi pertemuan kedua sungai tersebut lalu dibendung, dan airnya diatur sehingga dapat mengairi sawah-sawah desa tersebut.

Lalu air yang dibendung tersebut airnya semakin tinggi dan menggenangi wilayah seluas 14.76 ha. Akan tetapi  tanah tertinggi di tengah-tengah danau tersebut tidak tergenang, malahan membentuk sebuah pulau mungil. Lalu oleh mayarakat setempat diberi nama dengan Situ Ciburuy. Situ artinya danau, sedangkan Ciburuy adalah nama Desa.

Warga Pencari Ikan

Mitos Situ Ciburuy

Sebagian masyarakat hingga kini masih percaya bahwa ikan-ikan di situ memang sulit dipancing, terutama oleh warga pendatang atau wisatawan. Ikan di Situ Ciburuy hanya bisa didapat oleh warga pribumi yang mewarisi ilmu menangkap ikan dari nenek moyang, dan fakta tersebut diabadikan dalam lagu sunda ‘Bubuy Bulan’ dengan lirik, “Situ Ciburuy, lauk na hese dipancing”.

Masyarakat sekitar Situ Ciburuy, setiap 1 Muharam atau Tahun Baru Islam, rutin menggelar upacara atau tradisi yang diiringi pertunjukkan kesenian tradisional Sunda seperti ronggeng, wayang golek, pencak silat dan lainnya.

Akan tetapi karena masih pandemi Covid-19, penulis yang berkunjung bertepatan dengan 1 Muharram 1442 H atau tepatnya Kamis, 20 Agustus 2020 upacara tradisi tersebut tidak tampak digelar.

Baca Juga:Hut-ke-75-ri-pemuda-rw-04-ledeng-bersihkan-gedong-cai-tjibadak

Penulispun tidak dapat mengambil gambar dari bagian depan Situ Ciburuy yang masih tertutup oleh seng, karena sedang direnovasi oleh pemerintah setempat.

Penasaran dengan dengan situasi disekeliling danau situ ciburuy, penulispun berkeliling menggunakan perahu sewa sebesar Rp50 ribu, yang dikemudikan oleh Asom (warga asli padalarang), sekaligus pemilik perahu tersebut, sembari ditemani kelapa muda.

Situasi Lomba

Dari pantauan Beritainspiratif.com kamipun mendekati tepian danau tersebut yang tengah digelar lomba 17 san dalam rangka kemerdekaan RI tahun 2020 oleh warga setempat.

‘Kita merapat ke tempat perlombaan pak,” tegas Asom menjawab pertanyaan.

Tampak dilokasi tersebut, ditengah digelar lomba menyeberangi diatas bambu yang terpasang ditengah danau. Beberapa warga tampak  menonton dari atas tepian jalan hingga anak-anak yang berada di tengah danau tampak riang gembira menyaksikan lomba tersebut, meski beberapa peserta yang mencoba melintasi terus berjatuhan.

“ayo pak…ayo hati-hati…pelan..pelan, semangat,” memberi semangat kepada peserta.

Atlit dayung

Tonton :Video Lomba 17 san Diatas Air Situ Ciburuy

Sesekali kamipun berpapasan dengan para atlet dayung / kano, yang tengah berlatih di situ ciburuy, mereka terus berlatih bolak balik dari ujung ke ujung danau, dan dipantau langsung pelatih dayung.

“itu atlet dayung, dari KONI sedang berlatih,” ujar Asom pengemudi perahu.

Lalu kamipun melanjutkan perjalanan mengitari danau, disitu tampak warga setempat yang turun langsung ke danau menjaring ikan, pada kedalaman setengah meter.

“Tos kenging pak (sudah dapat pak),” teu acan (belum),” jawab nelayan tersebut.

Pencarian ikan tersebut teringat mitos, yang menyebutkan hanya warga setempat yang bisa mendapatkan ikan.

Lanjut perjalanan tampak beberapa warga yang berdiri di atas rakit bambu, sambil melemparkan jaring ikan di senja hari nan indah.

“Kang sudah dapat? Sudah,” jawab nelayan yang berdiri diatas rakit sembari mengacungkan jempolnya.

Dari tepi danau tersebut juga tampak lahan yang tidak tergenang air, dimanfaatkan oleh warga untuk bertani dengan berbagai jenis sayuran.

“kreatif warganya memanfaatkan lahan yang kosong di tepi danau, jadi produktif,”

Di tengah pandemi Covid-19 ini, memang terlihat penurunan jumlah pengunjung ke situ ciburuy, hal tersebut tampak pada warung yang sepi pengunjung, dan perahu-perahu sepi tamu.

Namun demikian suasana di tengah danau tersebut tetap meriah dengan keberadaan warga setempat, mulai dari adanya arena berlatih atlit dayung, lomba 17 san, hingga para warga pencari ikan.

Dari pantauan kami, meski pandemi Covid-19 lomba tersebut digelar dengan tetap menjaga jarak aman.

Senjapun tiba, keindahan Situ Ciburuy semakin bersinar, kamipun harus segera merapat kembali meneruskan perjalanan.  

Yanis

Berita Terkait