- Pemerintahan
- 11 Dec 2024
Bogor,Beritainspiratif.com - Kehadiran pria paruh baya itu tampak mencolok di Taman Kencana, Bogor, tempat calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, berkampanye, Jumat (15/3).
Pedagang gemblong itu mengenakan atribut, topi dan kaos, pasangan Rindu( Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum).
“Saya berjualan sambil mempromosikan pasangan Rindu, saya banyak bertemu pedagang dan rakyat kecil, sambil berdialog, juga mendengar aspirasi mereka,” katanya.
Endang, demikian nama pria 38 tahuh itu, berasal dari Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Ia baru dua tahun berjualan gemblong, di Bogor.
Semula Endang tertarik pada sosok Bupati Tasikmalaya, Uu yang menurutnya agamis. Nah, ketika belakangan Uu berpasangan dengan Ridwan Kamil dalam Pilgub Jabar2018, ia semakin mantap mendukungnya.
“Kebetulan saya juga mengidolakan Pak Emil yang bisa mengubah Bandung menjadi lebih baik, saya yakin ini pasangan yang pas untuk memimpin Jawa Barat,” kata pria bertubuh subur ini sambil tersenyum.
Sebelum berdagang gemblong , Endang adalah teknisi di beberapa perusahaan. “Saya bosan setelah 16 tahun bekerja. Saya pernah menjadi karyawan outsourcing di PLN, sempat kerja di Wika dan terakhir di Agung Sedayu,” katanya.
Berjualan gemblong sebenarnya hanya untuk mengisi kekosongan. Namun semuanya berubah ketika ia bertemu Lina Ruzhanul Ulum, istri Bupati Tasikmalaya. Ia pun memutuskan terus berjualan keliling keluar masuk gang sembari ‘berkampanye’.
“Pada Januari 2016 saya ketemu ibu Lina, istri Pak Uu, dari situ saya berniat untuk membesarkan bapak, sambil berdagang gemblong,” ujarnya. Gemblong adalah penganan yang terbuat dari tepung ketan yang dibalut dengan gula merah.
Meski penghasilanya tak besar, Endang mengaku membiayai ‘kampanyenya secara mandiri, tanpa ‘subsidi’ dari tim Rindu.
“Waktu menghadiri rapat akbar relawan di Gedung Sabuga Bandung, Januari lalu, saya berangkat juga pakai uang sendiri,” katanya.
Endang rupanya tak main-main. Ia menyewa rumah di bilangan Mega Mendung, Bogor, dijadikan Posko, Rumah Relawan.
”Saya menyewa Rp 8 juta per tahun, itu dari uang pribadi ditambah dari para donatur yang ingin ikut berjuang,” ujar dia, sambil menunjukan kwitansi sewa rumah.
Endang bisa dibilang pendukung ‘super fanatik Rindu. Sampai – sampai ia menampik tawaran kerja demi bisa turut berkontribusi memenangkan kandidat gubernur dan wakil gubernur idolanya.
“Sebenarnya banyak yang nawarin kerja. Cuma saya merasa masih punya tanggung jawab untuk membesarkan pasangan Rindu. Mungkin nanti setelah Pilkada selesai saya akan bekerja lagi,” ujarnya.
Dengan totalitasnya, ia merasa dapat mewakil para pedagang kecil, menyampaikan aspirasi mereka, jika kelak pasangan Rindu memimpi Jawa Barat.
“Saya ingin menjadi penyambung lidah mereka, saya sudah merasakan susahnya menjadi pedagang kecil. Insya Allah nanti aspirasi mereka saya sampaikan,” katanya.
Yones