- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Uji klinis vaksin Covid-19 sudah berjalan selama satu bulan dan semuanya berjalan lancar.
Diharapkan, pada Januari 2021 sudah bisa dilaporkan hasilnya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dan Bio Farma bisa segera memproduksi vaksin Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, pada Press Conference bersama Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi secara virtual, Rabu (30/9/2020) dengan topik kerja sama vaksin menjadi salah satu highlight utamanya.
Baca Juga:Oktober-mendatang-ada-1-033-asn-di-kota-bandung-bakal-naik-pangkat
Honesti melanjutkan, untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19 mulai dari bahan bakunya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, pada awal bulan November yang akan datang.
BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma, memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/ Good Manufacturing Practice (GMP), sehingga BPOM juga akan melaksanakan audit ke fasilitas produksi Covid-19 di Bio Farma.
“Kegiatan audit ini, merupakan bagian dalam implementasi Quality Management System di Bio Farma, untuk menjamin kualitas bulk vaksin yang akan di terima di Bio Farma.
Bio Farma juga akan melakukan audit inspeksi ke Sinovac, yang dijadwalkan sebelum pelaksanaan audit BPOM”, ujar Honesti.
Sambil menunggu Uji Klinis selesai, Bio Farma terus melakukan persiapan produksi vaksin, yang akan dimulai pada bulan November sampai dengan Desember 2020, dengan kapasitas total produksi hilir vaksin Covid-19 Bio Farma sebesar 250 juta dosis pada tahun 2021, yang telah ditingkatkan dari sebelumnya hanya 100 juta dosis pada tahun 2020.
Dalam kesempatan ini, Honesti juga menyampaikan perkembangan terkait kerjasama Bio Farma dengan CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), bahwa hasil due diligence Bio Farma memenuhi persyaratan sebagai Potensial Drug Product Manufacturer CEPI for Covid-19, yang akan dimulai pada akhir tahun 2021.
“Kerja sama antara Bio Farma dan CEPI selain bertujuan membuka kesempatan yang baik bagi Bio Farma untuk memperkuat networking di bidang vaksin, juga untuk meningkatkan kepercayaan global atas kemampuan Bio Farma di bidang produksi vaksin, serta dapat meningkatkan akses vaksin Covid-19 bagi negara Indonesia”, ujar Honesti.
Sementara itu, Peneliti Utama dari FK UNPAD Prof. Kusnandi Rusmil mengatakan, masyarakat Kota Bandung sangat antusias menjadi sukarelawan. Hingga saat ini jumlah sukarelawan yang mendaftar
lebih dari 2000 orang.
Prof. Kusnandi Rusmil juga menyampaikan hingga hari ini, sudah sebanyak 1447 yang sudah diskrining, 1.089 sukarelawan telah menerima suntikan pertama, 650 sukarelawan sudah mendapat suntikan kedua, dan 110 sudah melakukan pengambilan darah 14 hari pasca suntikan kedua.
Menurut Kusnandi sampai kini belum ada lapiran Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat vaksin atau vaksinasi.
“Kita akan terus pantau keamanan vaksin dan kejadian ikutan pasca imunisasi COVID-19 pada sukarelawan, sampai mereka menyelesaikan pemantauan selama 6 bulan.” Ujar, Kusnandi.
Ia mengingatkan bahwa pada kegiatan ini, ada kelompok sukarelawan yang tidak menerima vaksin, sehingga peneliti tidak akan bosan mengingatkan semua sukarelawan untuk selalu menerapkan implementasi protokol pencegahan COVID-19. Tim Uji klinis akan melaporkan hasil imunogenisitas, keamanan dan laporan interim efikasi pada Januari 2021, yang dapat dipergunakan sebagai dasar Bio Farma untuk pengajuan EUA ke BPOM.
Baca Juga:
(Ida)