Covid-19, Penjualan Ikan Guppy Naik 3 Kali Lipat Dengan Omzet Ratusan Juta



Bandung, Beritainspiratif.com - Ditengah merosotnya sektor ekomomi akibat pandemi Covid-19, bisnis ikan hias malah laris manis di buru pembeli. Seperti yang di alami Pembudidaya ikan hias Guppy Rian Hidayat (33) asal Kota Bandung yang berhasil meraup omzet ratusan Juta rupiah dalam satu bulan.

Dirinya tidak menyangka hobinya justru mendapatkan rezeki di masa pandemi Covid-19. Dalam satu bulan berhasil mendapatkan penghasilan ratusan juta rupiah. Bahkan ribuan ikan guppy yang ia pelihara laku terjual ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negri.

"Ada 25 jenis dari kisaran harga Rp. 50 ribu sampai Rp.1 juta sepasang. Sebelum pandemi dalam sehari saya dapat Rp. 200-300 ribu. Kalau di masa pandemi ini saya bisa meraup paling besar mencapai Rp. 2,5 sampai 4,5 juta dalam satu hari bahkan sudah pernah terjual ke luar negeri kalau di Indonesia sering," ungkap Rian saat ditemui di Jalan Cijaura Kecamatan Buah Batu Kota Bandung Senin (19/10/2020).

Baca Juga:UPI-dorong-dosen-bergelar-doktor-raih-jabatan-guru-besar

Menurutnya, di masa pandemi ini minat pembeli semakin banyak, bahkan penjualan ikan guppy meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya.

"Sebelum pandemi itu jauh sekali, di masa pandemi ini saya bisa dapat 3 kali lipat dalam sehari. Biasanya paling anak kuliahan yang beli, tapi pas pandemi itu anak sekolahan sampai bapak-bapak juga banyak,"ucap Rian.

Rian mengaku memilih membudidayakan ikan hias guppy lantaran mudah untuk dikembangkan. Sebab kata dia, dari satu ekor induk ikan guppy bisa menghasilkan ratusan anak guppy yang bisa dijual dengan harga Bervariatif.

"Kalau misalkan indukanya masih hidup bakal terus beranak, misalkan anaknya ke jual tapi induknya belum mati otomatis yang anak ini selanjutnya sudah menjadi untung yang berlipat-lipat buat saya,"ungkap Rian.

Baca Juga:

1. Program Sedekah100, Solusi Masalah Anda Dengan Cara Berbagi

2. Pelayanan Umroh Terbaik dari PT. Albadriyah Wisata

3. Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar

(Mugni)

Berita Terkait