Mobilitas Masih Tinggi, Wali Kota Bandung Bakal Evaluasi Penyekatan Jalan

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial / Foto: Dok.Prokopim Kota Bandung


Bandung, Beritainspiratif.com - Meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah berjalan sepekan, namun mobilitas warga Kota Bandung ternyata baru menurun kurang dari 10 persen. Hal tersebut berdasarkan pantauan mobilitas warga dari Google Traffic, Facebook Mobility, dan Night Light NASA per 10 Juli 2021.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengungkapkan data tersebut saat mengikuti Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat melalui video conference di Pendopo Kota Bandung, Senin (12/7/2021).

Ia mengatakan, ada beberapa persoalan yang masih krusial di Jawa Barat termasuk Kota Bandung terkait pandemi Covid-19 ini.

"Persoalan pertama, urusan mobilitas masyarakat yang masih sangat tinggi, kemudian urusan (ketersediaan) oksigen, lalu BOR (Bed Occupancy Rate) juga paling krusial," katanya.

Baca Juga: Kendalikan Mobilitas, Polisi Tutup Seluruh Exit Pintu Tol di Jateng Mulai 16-22 Juli

Terkait mobilitas warga, ia mengatakan, akan mengevaluasinya bersama dengan Polrestabes Bandung untuk mengkaji penyekatan jalan dengan cara buka-tutup yang dilakukan saat ini di ring 1, 2, dan 3.

"Saya akan berdiskusi dengan Pak Kapolrestabes, untuk dikaji (penyekatan jalan). Karena dari awal yang namanya buka-tutup jalan, Kota Bandung sudah menjadi percontohan dan sangat efektif dari dulu," ucapnya.

"Makanya begitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat, kita perlebar, tapi hasilnya malah begini. Ini perlu jadi perhatian kita," lanjutnya.

Wali kota mengaku telah menginstruksikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung untuk mengevaluasi hal tersebut di tataran teknis.

"Nanti dievaluasi juga di tataran teknis dengan Polrestabes dalam hal ini dengan Kasatlantas dan Dishub di kita," katanya.

Sedangkan terkait BOR (bed occupancy rate/keterisian tempat tidur) rumah sakit di Kota Bandung yang dinilai cukup tinggi, ia menyampaikan, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, ada banyak rumah sakit yang bukan hanya milik Pemkot Bandung, tetapi swasta dan nasional yang menjadi rujukan rumah sakit penanganan Covid-19.

"Karena itu, akhirnya yang datang ke (Rumah Sakit) Kota Bandung banyak yang dari luar Kota Bandung. Terlebih keseharian di Kota Bandung itu penduduknya 2,5 juta kalau malam hari, siang hari mencapai 4 juta (ditambah yang datang bekerja), ini juga berpengaruh," jelasnya.

Dari hasil rapat koordinasi tersebut, wali kota akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menyelesaikan kendala PPKM Darurat dan penanganan pandemi Covid-19 di Kota Bandung.

"Saya sudah mengobrol bersama Pak Sekda, dari hasil resume evaluasi ini. Kita akan terus mencoba berkoordinasi dengan pihak-pihak lain, khususnya urusan oksigen," katanya.

"Tadi Pak Gubernur Jawa Barat mengatakan ada jaminan bahwa secara stok, Pemprov Jabar sudah mengupayakan memenuhi kebutuhan oksigen. Kalau ada kabupaten/kota yang membutuhkan tinggal koordinasi," ucapnya.

RV/-

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar

Berita Terkait