- Pemilu & Pilkada
- 23 Nov 2024
Bogor, Beritainspiratif.com - Lima mahasiswa IPB University berhasil membuat inovasi masker dengan tisu isi ulang aromaterapy yang terbuat dari limbah jerami padi. Lima mahasiswa IPB University tersebut adalah Ade Dimas Kurnia, Agustin Marlili Artika, Salma Nur Aeni, Mellisa Ardila dan Ajeng Nurul Fadilla. Ade Dimas Kurnia dan timnya tersebut dibimbing oleh Iyep Komala, SPt, MSi. Ade dan timnya mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK).
Ade Dimas Kurnia, selaku ketua tim mengatakan, inovasi bernama RAKSI MASK ini muncul berawal dari kekhawatiran mahasiswa terhadap peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Ia menerangkan, dewasa ini, COVID-19 bermutasi dan menghasilkan varian virus jenis baru. Namun demikian, pemakaian masker yang terlalu lama akan menimbulkan rasa stres dan sesak sehingga membuat sebagian orang memilih untuk tidak memakai masker.
“Berawal dari hal tersebut, kami membuat inovasi berupa masker kain dengan tisu isi ulang aroma terapi. Tisu ini kami buat dari limbah jerami padi yang saat ini belum banyak dimanfaatkan,” ujar Ade Dimas Kurnia, mahasiswa IPB University dari Fakultas Peternakan yang diunggah dilaman resmi IPB University, Sabtu (4/9/2021).
Baca Juga: Setelah 41 tahun Tim Paralimpiade Bisa Raih Emas, Presiden: Saya Tunggu di Istana
Lebih lanjut, Ade menjelaskan, limbah jerami dipilih sebagai bahan dasar tisu karena kandungan selulosa pada jerami mencapai 40 persen. Dari kandungan tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai bahan tisu.
“Tisu dari jerami ini memiliki kerapatan yang baik, sehingga dapat membantu efektivitas masker dalam memblokir droplet sebelum masuk saluran pernafasan,” tambah Ade.
Oleh karena itu, kata Ade, adanya produk ini dapat menjadi sarana adjuvant COVID-19. Adjuvant yang dimaksud merupakan sarana yang dapat membantu berkhasiatnya obat utama.
Ade juga menjelaskan, masker buatannya didesain secara khusus dengan penambahan kantong pada bagian samping. Penambahan kantong ini berfungsi untuk memasukan filter tisu aroma terapi yang terbuat dari limbah jerami padi.
“Masker kain pada produk RAKSI MASK terdiri dari tiga lapis dan menggunakan kain yang berbeda di setiap lapisannya yang sesuai dengan jenis kain yang direkomendasikan oleh WHO,” tambah Ade.
Ia mengatakan, harga satu paket masker dibanderol 20 ribu rupiah. Satu kemasan RAKSI MASK terdiri dari masker dan tisu aroma terapi dari limbah jerami.
Sampai saat ini, produk RAKSI MASK telah terjual ke berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Kepulauan Riau.
Dengan inovasinya ini, Iyep Komala sebagai dosen pembimbing mengatakan RAKSI MASK ini dapat memberikan kenyamanan dan rasa rileks. Sehingga dapat meningkatkan imunitas. Dosen IPB University itu juga berharap RAKSI MASK ini dapat diproduksi lebih banyak, dipasarkan lebih luas dan lebih luas diterima oleh masyarakat.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy sebagai konsumen mengatakan, “Masker ini sangat efektif dan nyaman digunakan. Selain itu, aroma terapi pada masker tercium dan tahan lama serta harga dari produk ini yang terjangkau.”.
(Yanis)
Baca Juga:
Pertama di Indonesia, Jembatan Lengkung 'Sei Alalak' Jadi Icon Baru Banjarmasin
OJK - Undip Kerjasama Program Magister Satu-satunya di Indonesia
Bio Farma Produksi 'BioSaliva' Alat Tes PCR dengan Metode Kumur
Monumen Gasibu Akan Dijadikan Monumen Perjuangan Pahlawan Covid-19