- Ragam
- 04 Dec 2024
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Forum Komunikasi (FK) Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) disingkat FK KIM Kota Bandung mengikuti pelatihan jurnalistik dengan materi bagaimana menangkal penyebaran Berita Hoax di Kalangan Masyarakat. Melalui pelatihan ini diharapkan FK KIM Kota Bandung dapat berperan, dalam pencegahan penyebaran berita hoax.
Dipantau Beritainspiratif.com di lokasi, pelatihan ini diselenggarakan oleh Diskominfo Kota Bandung bekerjasama dengan JMSI diikuti oleh Pengurus FK KIM dan Ketua KIM Kelurahan berlangsung di Hotel Gucci Jalan Pasir Kaliki 53-55 Kota Bandung, Kamis (23/6/2022).
Baca Juga: Pembangunan Dasar Ibukota Kota Negara Telah Dimulai
Kepala Diskominfo Kota Bandung Y. Ahmad Brilyana yang diwakili oleh Kepala Bidang Diseminasi Informasi Eli Harliani dalam tayangan video berita hoax yang dilihat peserta, terungkap bahwa Hoax muncul karena adanya berbagai motif mulai dari motif ekonomi untuk meraih keuntungan dengan memanfaatkan viewer, motif provakator dan motif kesenangan.
“Pemerintah sudah bergerak melalui UU IT dengan memberikan penjara maximal 6 tahun dan denda 1 miliiar,” lanjut dalam tayangan tersebut.
“Peran pemerintah saja tidak cukup. Karena hoax sudah menyebar luas dan menyebabkan berbagai masalah, untuk itu diperlukan peran kita semua untuk memerangi hoax dengan mencari formula kebenaran berita melalui 4 C (Cermati-Cek-Cari-Cepat),”
“Cermati isi berita dan penggunaan bahasa, Cek Sumber dan keaslian foto, Cari dengan klarifikasi dan Cepat sebarkan fakta,”
“Apapun berita dari Pemerintah Kota Bandung, diharapkan dapat disampaikan dengan baik,” pungkas Eli.
Baca Juga: Pakar UGM: Hati-Hati Memilih Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK, Ini Tips nya
Sementara itu narasumber lain Bulgan Alamin yang juga mantan Kepala Diskominfo Kota Bandung memamparkan ciri-ciri berita hoax dan cara mengenali berita hoax.
Diungkapkan Bulgan bahwa ciri-ciri berita hoax antara lain sumber beritanya kurang dapat dipercaya, lalu foto dan videonya hasil rekayasa, mengandung unsur politik atau sara, mengandung unsur profokatif, serta banyak dikomentari dengan ungkapan negatif.
Bulgan juga mengungkapkan bahwa kita dapat mengenai berita hoax melalui pesan kalimat dalam berita tersebut yakni pesan untuk diteruskan dan tentunya juga mencurigakan.
“Kirimkan ini ke setiap orang yang anda kenal,” ungkapnya memberikan contoh.
Periksa sumbernya, karena hoax biasanya tidak menyebutkan fakta yang dapat dibuktikan dan tidak terhubung dengan website.
“Pesan berantai yang anda terima, lalu di forward berulang-ulang, cenderung berita tersebut palsu,” paparnya.
Pemateri berikutnya dengan judul “Peran Media Siber Dalam Membendung Berita Hoax” disampaikan oleh narasumber Akuat Supriyanto tentang pentingnya jurnalistik alternatif.
"Diperlukan penguatan yang menitik beratkan pada penguatan jurnalistik warga sebagai jurnalistik alternatif, termasuk peran KIM," ungkap Akuat dalam paparan materinya.
"Tentunya harus di perkuat melalui pelatihan agar produk jurnalistik yang dihasilkan sesuai dan memenuhi kaidah-kaidan dalam jurnalistik. 5 w 1 H," pungkasnya.
Dalam pelatihan tersebut juga disampaikan materi terkait UMKM.
(YI)