- Ragam
- 24 Nov 2024
Hal tersebut karena Kota Bandung yang identik dengan air. Seperti halnya nama ‘Bandung’ yang berasal dari kata bendung atau bendungan.
Selain itu, ternyata kata ‘Ci’ pun erat kaitannya dengan kegiatan atau tradisi di sana.
Misalnya, daerah yang berada di sekitaran sungai, tempat produksi barang yang berhubungan dengan air, ataupun mitos-mitos yang berbau air.
Sehingga banyak sekali nama daerah di Kota Bandung yang berawalan ‘Ci’. Seperti, Cikapundung, Cihampelas, Cinambo, Cibiru, Cipaganti, dan Cijerah.
Berikut sejarah di balik nama-nama daerah berawalan ‘Ci’ yang dirangkum Humas Kota Bandung dari berbagai sumber.
1. Cikapundung
Siapa sih yang enggak kenal dengan sungai yang membelah kota di Kota Bandung? Bahkan, sungai satu ini dikatakan sebagai sungai terpanjang di dunia karena membelah Asia-Afrika.
Maksudnya, Jalan Asia-Afrika ya. Bukan Benua Asia-Afrika. Nah, apalagi kalau bukan Sungai Cikapundung.
Penasaran enggak nih, asal mula diberi nama Cikapundung? Jadi, sungai ini berasal dari bahasa Sunda yaitu Ci dan Kapundung.
Ci di sini yaitu air atau yang sejenisnya yakni sungai. Sedang kapundung itu adalah nama tanaman kepundung.
Tanaman kepundung ini merupakan tanaman yang sangat langka yang pada zaman dahulu kerap dijumpai di sekitaran aliran sungainya.
Pada 1960-an, ada penyanyi kondang, Titim Fatimah mengabadikan Cikapundung ini di dalam sebuah lagu, lho.
2. Cihampelas
Jalan yang memiliki pola penanaman dari aspek hidrologis dan biologis ini seakan menjadi tempat buruan para pendatang ataupun warga Bandung.
Terkenal dengan pusat belanja oleh-oleh dan juga mall yang diberi nama Ciwalk.
Lantas, tahu enggak sih kenapa namanya harus Cihampelas? Jadi, Cihampelas ini berasal dari ‘Ci’ yang berarti air dan 'Hampelas' yang merupakan pohon dengan daun kasar seperti ampelas.
Ampelas yang biasa digunakan untuk menghaluskan sesuatu? Yaps, betul sekali. Dapat diartikan Cihampelas ini yaitu air yang memiliki khasiat untuk menghaluskan kulit.
Di sekitaran daerah ini juga ada aliran sungai yang dipenuhi dengan banyak pohon hampelas. Sehingga diberi nama Cihampelas.
3.Cinambo
Cinambo berasal dari kata ‘Ci’ dan ‘Nambeu’. Di mana ci di sini yaitu air dan nambo adalah bekas dasar sungai atau menggenang.
Pada awal ke-19, wilayah Cinambo ini berada di pinggir Rawa Gegerhanjuang.
Secara geografi merupakan tempat yang memiliki kondisi dataran rendah yang merasal dari aliran sungai yang kering.
Ada juga yang mengatakan bahwa Cinambo ini berasal dari kata ‘Ci’ dan ‘Numbu’ yang berarti air yang nyambung.
Jika dilihat dari sisi demografisnya Cinambo ini dikelilingi oleh 4 sungai yakni Cilutung, Ciburuy, Cipager, dan Ciwaru.
4. Cibiru
Coba tebak deh tebak sejarah dari Cibiru ini apa? Pasti air yang berwarna biru kan? Nah, betul sekali.
Jadi pada zaman dahulu, ada sebuah pohon yang jika dibelah itu mengeluarkan cairan berwarna biru.
Pohon tersebut akhirnya dijadikan referensi penamaan daerah Cibiru ini.
Tetapi, pohon tersebut hingga kini masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Beberapa mengatakan memang benar adanya di daerah Cibiru Atas, sebagian lainnya mengatakan tidak ada.
Kalaupun memang ada, mungkin akan menjadi warisan alam yang luar biasa di Bumi Priangan ini.
5. Cipaganti
Ciri khas pepohonan di sepanjang jalan Cipaganti dan juga bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda memang tak perlu diragukan lagi keberadaannya.
Tak hanya itu, diruas jalan Cipaganti bagian bawah juga terdapat sumur kecil yang letaknya di trotoar, sehingga menjadi asal muasal penggunaan 'Ci’ di jalan Cipaganti.
Lantas, pagantinya ini apa? Nah, paganti tersebut erat kaitannya dengan kejadian pada masa penjajahan. Pada saat itu pemerintah kolonial berniat memindahkan pusat pemerintahan. Jadi, ‘Paganti’ ini berarti pengganti yang berkaitan dengan rencana pemindahan tersebut.
6. Cijerah
Berbeda dari 5 sejarah nama di atas, Cijerah ini diambil dari nama tokoh yang sangat berpengaruh di daerah tersebut. Yakni, KH. Mama Cijerah.
Beliau merupakan ulama yang sangat tawadhu juga cerdas dalam menyikapi berbagai persoalan. Sehingga ia sangat disegani oleh siapapun.
Sebagai ulama besar, 3 dari santrinya berhasil menjadi seseorang yang luar biasa hebat.
Seperti presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Dua lainnya yakni KH. Aang dan juga KH. Mama Sindang yang juga mendirikan pesantren Al-Jawami.
Oleh karena pengaruhnya yang sangat besar, beliau dikenang sebagai nama daerah di Kota Bandung. Hingga saat ini Cijerah menjadi salah satu daerah yang kuat dalam menjaga kemurnian akidahnya.