BERITAINSPIRATIF.COM - Achmad Helmi berhasil lulus studi magister di usia yang tak muda lagi yakni 69 tahun 8 bulan ini dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada Wisuda ke-127 ITS Departemen Manajemen Teknologi Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).Dikutip laman resmi ITS, sejak sektor konstruksi Indonesia mulai berkembang pesat di tahun 1980, Helmi terus berupaya menekuni bidang tersebut hingga 35 tahun lamanya. Ia mengungkapkan, setelah era reformasi, peraturan dalam bidang konstruksi terus mengalami perubahan.
“Dari situ, saya merasa terpacu untuk memperbarui ilmu yang saya miliki, yakni dengan menempuh perkuliahan kembali,” lanjutnya.
Tidak tanggung-tanggung, gelar MMT yang didapatnya di Wisuda ke-127 ini berhasil menggenapkan gelar magisternya yang ke-10. Tak hanya itu, laki-laki kelahiran Tanjung Pinang ini juga diketahui telah menyandang dua gelar doktor.
“Dengan terus menuntut ilmu, ada banyak kesempatan yang terbuka bagi saya, salah satunya dalam bergaul dengan rekan yang lebih muda,” ungkapnya.
Baca Juga: Foto di KTP Bisa Diganti, Begini Caranya!
Lebih lanjut, laki-laki yang mengabdi selama 30 tahun di Pekerjaan Umum Bina Marga ini mengatakan, belajar hingga lanjut usia membuka peluang karier baginya. Meski sudah resmi pensiun sejak lima tahun lalu, ia masih bekerja dengan kontrak tahunan sebagai asesor instruktur.
“Ilmu Manajemen Proyek yang saya dapatkan selama perkuliahan sangat mendukung profesi saya sekarang,” imbuhnya.
Bagi Helmi, menjalani perkuliahan daring di kala pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia berujar, terkadang cukup sulit untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dalam dunia perkuliahan, terlebih di usianya sekarang.
“Beruntungnya, kebersamaan dengan mahasiswa magister lain membuat saya merasa terbantu,” ujar laki-laki yang memiliki hobi bersepeda ini.
Untuk menyelesaikan studi magisternya, Helmi mengangkat tesis berjudul Analisis Pengaruh Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19 terhadap Keterpaparan Pekerja Konstruksi. Dalam penelitiannya, ia mengungkapkan keprihatinan terhadap banyaknya pekerja di sektor konstruksi yang terdampak pandemi Covid-19.
“Mobilitas tenaga kerja di konstruksi sangat dinamis sehingga rentan terhadap risiko kesehatan terinfeksi Covid-19,” jelasnya.
Dengan bimbingan Ir I Putu Artama Wiguna MT PhD, bapak satu anak ini berhasil merampungkan penelitiannya dengan.
“Ilmu bak investasi berharga yang harus kita tanam dan tumbuhkan. Kemudian, hasilnya dapat kita panen agar bermanfaat bagi orang lain,” pesannya. (*)
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
(YI)
-Sekolah Kedinasan Tahun 2023 Dibuka, Butuh Ribuan Taruna/Mahasiswa
-Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Bandung dan Sekitarnya
-Cara Pesan Tiket Kunjungan ke Galeri Rasulullah Masjid Al Jabbar