Mulai 14 Agustus Pembuangan Sampah ke TPK SARIMUKTI Dibatasi, Ini Langkah Pemkot Bandung

TPK Sarimukti / Foto: Istimewa


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Beredar surat dari Pemda Provinsi Jawa Barat Nomor 5956/PBLS.04/DLH yang ditandatangani Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja perihal Pembatasan Pembuangan Sampah ke Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti.

Dalam upaya mengantisipasi keterbatasan area penimbunan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, menyampaikan permintaan pengurangan jumlah sampah yang dibuang ke TPK Sarimukti untuk kota/Kabupaten ini.

Kota Bandung 201 Ritasi/hari dan  868 Ton/hari, lalu Kota Cimahi 46 Ritasi/hari dan 143 Ton/hari, kemudian Kabupaten Bandung Barat 32 Ritasi/hari dan 92 Ton/hari, serta Kabupaten Bandung 86 Ritasi/hari dan 257 Ton/hari. Sehingga total keseluruhan 365 Ritasi/hari dengan 1.360 Ton/hari,” tulis surat tersebut yang dilihat Beritainspiratif.com, Selasa (8/8/2023).

“Pembatasan pembuangan sampah dimaksud kami harapkan dapat dilaksanakan mulai tanggal 14 Agustus 2023,” tegas surat tersebut.

Pembatasan tersebut akibat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Lindi) dan operasional Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti terjadi pencemaran terhadap Sungai Ciganas dan Sungai Cipanauan, karena kondisi area penimbunan TPK Sarimukti telah melebihi kapasitas tampungnya sehingga mengakibatkan longsoran sampah yang menutupi Sungai Ciganas dan Sungai Cipanauan serta menambah beban pengolahan IPAL.

Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Perpres, Penanganan Pandemi COVID-19 Berakhir

Baca Juga: Disetujui Presiden, Proyek Kereta Gantung Rute Bandung Raya Segera Dimulai

Langkah Pemkot Bandung Perbanyak KBS dan TPST

Menanggapi hal tersebut Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan, ada beberapa langkah yang sedang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mengantisipasi sisa sampah yang tak tertampung di TPA Sarimukti. Salah satunya melalui kawasan bebas sampah (KBS) 

"Mengubah mindset dan perilaku itu tidak mudah. Kita sedang berjuang agar KBS itu semakin banyak. Tiap bulan saya evaluasi bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Kita terus mendorong masing-masing kecamatan itu berlomba untuk menghadirkan dan memperbanyak KBS," jelas Ema saat di Pasar Sadang Serang, Senin 7 Agustus 2023.

Menurutnya, jika jumlah KBS bertambah signifikan, maka otomatis ritase ke Sarimukti pun akan berkurang. Namun, jika melihat kondisi saat ini ditambah pengurangan ritase sampah untuk Kota Bandung, ia mengatakan butuh upaya lebih keras.

"KBS belum siap, masyarakat pun masih terus berproses dalam memilah sampah, lalu Sarimukti dikurangi, itu juga tidak mudah. Makanya kita terus koordinasi dengan Pemerintah Provinsi. Walaupun kita juga paham Sarimukti itu tidak bisa untuk selamanya," ungkapnya.

Bahkan, Ema mengatakan, jika TPA Sarimukti tidak dikelola dengan maksimal, bisa jadi bom waktu. Sebab sistem pengolahan sampahnya masih konvensional yaitu open dumping.

"Kalau di bawah sudah tidak kuat, ada aspek gas, saya pikir bisa menimbulkan persoalan. Maka dari itu, sambil menunggu proses Pemprov untuk kesiapan yang ada di Legok Nangka, kita akan perbanyak KBS," imbuhnya.

Baca Juga: Presiden Bakal Anugerahkan Bintang Tanda Jasa Kehormatan Kepada 18 Tokoh, Ini Daftarnya!

Sementara itu, Kepala DLHK Kota Bandung, Dudy Prayudi memaparkan, saat ini jumlah sampah di Kota Bandung yang dibawa ke TPA Sarimukti sebanyak 1.300 ton. Sedangkan, nantinya akan dibatasi hanya menjadi 868 ton.

"Hari Jumat kemarin, kita sepakat untuk mengurangi ritase ke TPA Sarimukti. Untuk Kota Bandung karena paling besar, maka kita minta pengurangannya itu secara bertahap," ucap Dudy.

Selama 5 bulan ke depan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti berkurang 10 rit dari ritase yang sekarang. Saat ini ritase normal yang tercatat di Pengelolaan Sampah Tingkat Regional (PSTR) sebanyak 259 rit. 

"Mulai akhir Agustus selama 5 bulan kita wajib mengurangi 10 rit dari situ. Sambil kita berproses mengurangi sampah di daerah kota. Semoga bisa berkurang lebih dari 10 rit," harapnya.

Selain itu, upaya lain yang ditempuh Pemkot Bandung adalah dengan menghadirkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Diharapkan dengan adanya TPST bisa mengurangi lebih banyak lagi sampah ke TPA.

"Ada 3 TPST yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum tahun ini yakni di Nyengseret, Taman Tegalega, dan eks TPA Cicabe. Sistemnya menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF)," jelasnya.

Baca Juga: LURAH SUKAMISKIN Paparkan Keunggulan di Ajang Lomba Tingkat Nasional, Asep Gufron: Semoga ke Istana

Hasil dari RDF ini merupakan bahan bakar pengganti batu bara yang akan dikirimkan ke pabrik tekstil dan semen. 

"Selama 10 bulan nanti biaya operasional didanai Kementerian PU. Setelah itu oleh Pemkot Bandung. Kalau ini bisa beroperasi, minimal kita bisa mengurangi 100 ton sampah. Belum ditambah kita akan menerapkan TPST versi Banyumas," lanjut Dudy.

Untuk TPST versi Banyumas, ia menambahkan, rencananya akan dibangunan di 10 lokasi. Rencana tersebut menunggu hasil keputusan dari legislatif.

"Semoga nanti bisa segera disetujui dewan. Sehingga di tahun ini akan banyak TPST yang ada di Kota Bandung," ungkapnya.

Selain itu, Dudy menyebutkan pada bulan Juli 2023, sudah ada 221 KBS di Kota Bandung atau sekitar 13,3 persen dari total seluruh RW sudah masuk KBS. 

"Dua upaya itu yang akan terus kita lakukan, yakni pengurangan dari sumber sampah RT dan RW agar tercipta KBS, serta membangun TPST di beberapa titik," tuturnya. **

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

Baca Juga:

-Berita Liputan Lainnya di Video Youtube Bicom

-Canggih! Kamera CCTV di Kota Bandung Kini Mampu Mendeteksi Wajah

-AMSI AWARDS 2023 Akan Digelar di Kota Bandung

-Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Beroperasi 18 Agustus 2023, Ini Rutenya!

-Daftar BURUAN SAE Penerima Anugrah Insan Pangan & Pertanian Kota Bandung

-SUKAMISKIN Masuk 3 Besar Lomba Kelurahan Tingkat NASIONAL Regional II

 

Berita Terkait