- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Ketua KPPS 18 Kelurahan Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Jajang Safaat gugur dalam menjalankan tugas pada Pemilu 2024.
Atas hal tersebut, Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengucapkan bela sungkawa.
"Saya bersama jajaran Pemkot Bandung melaksanakan takziah ke rumah Ketua KPPS. Kita semua mendoakan semoga almarhum husnul khatimah ketika menjalankan tugas negara di republik ini," kata Bambang usai melaksanakan takziah, Sabtu 17 Februari 2024.
Ia menyampaikan, Jajang Safaat adalah pahlawan demokrasi. Karena meninggal saat penyelenggaraan pemilu, peristiwa politik yang sangat penting bagi demokrasi dan kepemimpinan bangsa.
"Kami kehilangan salah satu warga terbaik Kota Bandung. Jasa almarhum Jajang Safaat kepada demokrasi kita sangat besar," tegasnya.
Baca Juga: Satu Lagi Petugas KPPS Pemilu 2024 di Kota Bandung Meninggal Dunia
Bambang mengungkapkan, Jajang tidak merasakan sakit apapun di saat menjalankan tugasnya.
"Jadi sebetulnya tidak ada sakit apapun. Barangkali kelelahan," ungkapnya.
Ia memastikan, Pemkot Bandung bertanggungjawab terkait biaya pelayanan kesehatan kepada Jajang.
"Pemkot Bandung turut bertanggung jawab salah satunya biaya selama beliau masuk rumah sakit melalui UHC," ungkapnya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Gelar Operasi Pasar Murah di 30 Kecamatan, Ini Jadwalnya!
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengungkapkan, Jajang masuk dalam kualifikasi skrining kesehatan menjadi anggota KPPS.
"Sebenarnya almarhum ini skrining awal itu bagus. Mulai dari tensi, gula darah, hingga tidak ada faktor risiko kalau dilihat dari kondisi badan," tuturnya.
Ia mengakui, petugas pemilu kurang istirahat yang cukup bahkan telat asupan makanan.
"Tidak tidur itu kelelahan yang berat. Apalagi pagi-pagi itu pukul 05.30 WIB sudah persiapan untuk dibuka TPS pukul 07.00 WIB, sehingga makan itu bisa siang pas waktu istirahat, " katanya.
Sementara itu, Juju merupakan adik Jajang Safaat menyampaikan, almarhum sebelum pelaksaan pencoblosan yaitu H-1 sudah terlihat lelah, namun tidak pernah dirasa.
"Itu kurang istirahat. Hari Selasa (H-1 sebelum pencoblosan) juga tidak enak badan, tapi tidak dirasa," ungkapnya.
Juju mengatakan, Jajang pertama dilarikan ke dokter praktek dekat dengan kediamannya. Lalu di bawa ke Rumah Sakit dan tutup usia pada pukul 20.00 WIB.
Jajang Safaat meninggalkan seorang istri Siti dan kedua buah hatinya Sandi Wijaya (24) dan Gunawan Sanjaya (14).
Jajang meninggal kenangan di lingkungannya karena merupakan salah satu sesepuh dan telah menjadi RT lebih dari 5 tahun.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Samsat Digital Terminal Leuwipanjang Urus Surat Kendaraan Hanya 15 Menit
Lebih lanjut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan perlu perbaikan sistem terkait pembagian tugas dalam pelaksanaan Pemilu. Khususnya terkait kesehatan agar para petugas tetap fit dalam menjalankan tugasnya.
"Kami mengharapkan ada perbaikan sistem. Tadi Pak RW mengeluhkan jika caranya begini tetap saja akan banyak yang sakit. Saya pikir masuk akal," kata Anhar, Sabtu 17 Februari 2024.
Ia meminta kepada KPU untuk mewajibkan para petugas untuk mengedepankan kesehatan. Salah satunya sarapan sebelum melaksanakan tugas.
"Jaga kondisi badan, salah satunya saya meminta KPU mewajibkan mereka sarapan. Karena dari situ mulai tidak dirasa, ketika pencoblosan sore baru terasa mual segala macam," jelasnya.
Anhar menuturkan, pekerjaan para petugas baru selesai sekitar pukul 03.00 atau 04.00 WIB. Artinya begadang, sehingga kurang waktu untuk istirahat.
"Apakah bisa dilaksanakan menjadi 2 hari? Hari pertama untuk pencobolosan, hari kedua perhitungan, misalnya. Saya kurang paham secara aturan bagaimana, tapi dari sisi kesehatan melihat kalau sistemnya masih seperti ini berat. Sesehat apapun orang kalau harus bergadang apalagi dengan tekanan," bebernya.
Baca Juga: Dinkes Kota Bandung Catat 183 Petugas KPPS Kelelahan Ditangani Tim Medis
Namun, sesuai SOP, ia telah mengatur para kepala Puskesmas untuk memeriksa seluruh petugas Pemilu.
"Saya sudah meminta seluruh Kepala Puskesmas mengecek lagi seluruh anggota KPPS untuk memastikan kesehatannya. Khawatir masih ada yang sakit," kata Anhar.
Sesuai data, yang terlayani masuk posko kesehatan selama pemilu berlangsung sebanyak 345 orang.
"Ini bukan anggota KPPS saja, ada petugas pemilu seperti Linmas dan Panwaslu. Total kemarin yang masuk ke data kami itu 345 orang yang kami layani dari 30 kecamatan," katanya.
"Sementara yang masuk ke rumah sakit itu 10 orang, 8 sudah pulang, 1 meninggal dan 1 pasien baru masuk hari kemarin di rumah sakit Bandung Kiwari," tambahnya.
Ia berharap, para petugas pemilu mampu menjaga kesehatannya, belajar dari pengalaman saat ini. **
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
Baca Juga: